Kesalahan besar pria saat oral seks pada pasangan
Ladies, Anda tentu akan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan yang terbaik saat bercinta termasuk saat memberikan seks oral. Saat sudah memberikan yang terbaik, Anda tentu berharap si dia akan membalas apa yang telah Anda lakukan dengan memuaskan Anda saat seks oral.
Namun, entah karena ia tidak tahu atau memang ia tidak ingin berusaha yang sebaik mungkin, seks oral yang ia berikan tidak sesuai dengan harapan. Katakan padanya apa saja kesalahan yang ia lakukan. Nah, untuk membantu Anda dalam mengidentifikasi kesalahannya, berikut ini ada 5 kesalahan pria saat seks oral menurut situs glamour.com.
1. Dia berpikir bahwa bermain di bawah tidak penting bagi Anda
Entah ia memang tidak tahu atau dia hanya pura-pura tidak tahu, katakan saja padanya bahwa Anda ingin ia juga bermain di bawah. Terserah pada Anda masing-masing tentang bagaimana mengatakan hal ini pada si dia. Hal yang paling penting adalah beritahu dia bahwa seks oral bisa membuat Anda terangsang dan semakin menikmati saat bercinta.
Entah ia memang tidak tahu atau dia hanya pura-pura tidak tahu, katakan saja padanya bahwa Anda ingin ia juga bermain di bawah. Terserah pada Anda masing-masing tentang bagaimana mengatakan hal ini pada si dia. Hal yang paling penting adalah beritahu dia bahwa seks oral bisa membuat Anda terangsang dan semakin menikmati saat bercinta.
2. Dia tidak paham dengan apa yang ada di bawah sana
Si dia mungkin terlalu malu untuk mengakui bahwa ia tidak paham dengan apa saja yang ada di bawah sana termasuk lokasi klitoris. Maka dari itu, bantu dia untuk menemukan titik-titik mana saja yang bisa membuat Anda merasa nikmat. Seperti misalnya letakkan jarinya di titik yang Anda inginkan atau beri dia arahan agar menuju titik yang tepat.
Si dia mungkin terlalu malu untuk mengakui bahwa ia tidak paham dengan apa saja yang ada di bawah sana termasuk lokasi klitoris. Maka dari itu, bantu dia untuk menemukan titik-titik mana saja yang bisa membuat Anda merasa nikmat. Seperti misalnya letakkan jarinya di titik yang Anda inginkan atau beri dia arahan agar menuju titik yang tepat.
3. Dia memang malas
Bisa saja si dia melakukan kesalahan karena ia memang malas untuk melakukannya. Saat ia sudah menemukan satu titik, maka ia akan berhenti di titik tersebut tanpa berpindah lagi. Katakan padanya dengan halus apa yang Anda ingin dia lakukan, seperti lebih keras lagi atau cobalah untuk letakkan lidah lebih bawah lagi.
Bisa saja si dia melakukan kesalahan karena ia memang malas untuk melakukannya. Saat ia sudah menemukan satu titik, maka ia akan berhenti di titik tersebut tanpa berpindah lagi. Katakan padanya dengan halus apa yang Anda ingin dia lakukan, seperti lebih keras lagi atau cobalah untuk letakkan lidah lebih bawah lagi.
4. Dia melakukannya seperti adegan film porno
Si dia terlalu banyak menonton film porno sehingga ia melakukan aksi-aksi seperti dalam film porno kepada Anda. Dia baru saja melakukan gerakan ini, lalu sebentar lagi pindah ke gerakan lainnya dan begitu seterusnya. Untuk mengatasinya, katakan padanya bahwa Anda lebih suka gerakan yang perlahan agar Anda bisa menikmati aksi yang sedang dilakukannya.
Si dia terlalu banyak menonton film porno sehingga ia melakukan aksi-aksi seperti dalam film porno kepada Anda. Dia baru saja melakukan gerakan ini, lalu sebentar lagi pindah ke gerakan lainnya dan begitu seterusnya. Untuk mengatasinya, katakan padanya bahwa Anda lebih suka gerakan yang perlahan agar Anda bisa menikmati aksi yang sedang dilakukannya.
5. Dia putus asa
Dia mungkin saja sudah tidak sabar untuk melihat agar Anda segera mencapai puncak sehingga ia merasa frustasi karena merasa telah gagal. Supaya si dia tidak mudah putus asa, beri dia semangat dengan mengatakan “Ah, enak sekali”, “Ah iya sudah tepat seperti itu”, dan lain sebagainya.
Dia mungkin saja sudah tidak sabar untuk melihat agar Anda segera mencapai puncak sehingga ia merasa frustasi karena merasa telah gagal. Supaya si dia tidak mudah putus asa, beri dia semangat dengan mengatakan “Ah, enak sekali”, “Ah iya sudah tepat seperti itu”, dan lain sebagainya.
Oleh : Lies Nureni
