Bisnis jamur tiram raup untung

Bisnis Jamur Tiram, Berbisnis memang punya banyak resiko, jika fokus dan di tekuni tak sedikit yang sukses tapi jika setengah hati banyak sekali contoh yang bangkrut karena bisnis. Bisnis juga harus punya pemikiran yang matang, seperti halnya memikirkan bagai mana untung rugi dalam berbisnis nantinya. Nah dalam artikel kali ini admin akan membahas seperti apa sih Bisnis Jamur Tiram.

Contoh perkara: Suatmiati, 50 tahun, adalah seseorang yang tengah menggeluti Bisnis Jamur Tiram di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Dalam dua tahun terakhir ini, budidaya jamur tiram menjadi trend di Banyuwangi dengan perawatan yang mudah dan hasil yang menjanjikan. Versi Suatmiati mengaku modal awal bisnis budidaya jamur tiram sekitar Rp 15 Juta.

Bisnis Jamur Tiram
Suatmiati membangun Bisnis Jamur Tiram ia memiliki sebuah rumah jamur di belakang rumahnya berukuran 3,5 x 5 meter. Dinding rumah terbuat dari bambu yang dipasang agak renggang untuk menunjang sirkulasi udara. Terdapat empat rak susun di dalam rumah jamur. Rak-rak itu sebagai tempat meletakkan log. Log ini sebagai media tumbuhnya jamur tiram, berisi campuran: gergajian kayu, kapur, katul, tepung jagung, dan bibit jamur. Seluruh campuran ini ditempatkan dalam kantong plastik berukuran 3/4 kilogram. Pada ujungnya kemudian ditutup kertas koran dan diikat dengan tali karet.

Setelah log selesai dibuat, harus didiamkan dulu di rak selama 2 minggu dalam posisi berdiri. Berikutnya, posisi log ditidurkan dengan ujung log berada di tepi rak. Tali pengikat kemudian dilepas. Tujuannya, supaya benih segera mekar melalui ujung log. Supaya jamur yang telah mekar tidak rusak oleh bakteri, setiap sore harus disemprot dengan air PAM karena lebih steril. Jamur tiram biasanya siap panen dalam waktu 20 hari. Sekali panen bisa mencapai hingga 50 kilogram.”Satu jamur beratnya bisa mencapai satu ons,” ujar Surti.
Jamur-jamur yang telah dipanen biasanya ditampung oleh seorang pengepul untuk dipasarkan ke Pulau Bali. Di restoran atau rumah makan, jamur tiram ini biasanya diolah menjadi berbagai makanan karena mengandung protein dan vitamin yang tinggi. Krena permintaan jamur dari rumah makan sangat besar, jamur tiram ini memiliki pasar yang menjanjikan.

Surti mengaku, keuntungan bersih yang bisa dikantongi dari budidaya jamur tiram ini minimal Rp 1,5 juta per bulan. Hambatan terbesar dalam membudidayakan jamur tiram hanyalah cuaca. Saat cuaca panas, jamur pun ogah berkembang, dan otomatis hasil panenan yang didapat hanya sedikit.

Contoh perkara kedua: Dengan bermodalkan 1.000 unit baglog, Kaiman memulai usaha budidaya Bisnis Jamur Tiram dengan penuh keseriusan. Tempat budidaya yakni bangunan berdinding gedeg/bambu telah dimiliki, maka wirausaha jamur dapat dilaksanakan. Berdasarkan ilmu yang diperoleh dari pelatihan, media tanam terdiri dari serbuk kayu gergajian, dedak/katul, tepung jagung dan kalsium yang dibungkus plastik dengan bobot 1,1 kg per unit baglog.

Kumbung seluas 50 m2 (lebar 5 meter x panjang 10 meter) dapat dimanfaatkan untuk pembudidayaan 5.000 unit baglog.“Jamur tiram tergolong tanaman yang cepat tumbuh dan setiap unit baglog dapat menghasilkan panenan hingga 1 kg selama 5 bulan, lalu diganti media tanam baru. Tetapi saat panen perdana saya kesulitan mencari pasar,” kenang Kaiman.

Untuk itu, dia melakukan penjualan keliling guna menawarkan jamur tiram ke restoran dan swalayan, sementara di pasar tradisional umumnya belum terbiasa digunakan menjual komoditas tersebut sebab masyarakat luas belum terbiasa mengkonsumsi jamur tiram. Dengan didasari ketekunan untuk meraih keberhasilan, Kaiman tidak lelah memasarkan jamur tiram ke calon pembeli potensial yakni para pengepul maupun restoran pengguna jamur untuk bahan masakan.

Kini dia memiliki beberapa kumbung yang digunakan membudidayakan puluhan ribu unit baglog. Selain itu, juga memenuhi permintaan baglog dari petani Dengan demikian, Kaiman mampu memunculkan petani-petani jamur di beberapa daerah.

Meningkatnya konsumsi jamur otomatis berdampak positif terhadap peningkatan omset Kaiman. Soalnya, harga jual jamur tiram sebesar Rp10.000/kg, sedangkan Kaiman mampu memasarkan 100 kg/per hari memenuhi pengepul dan restoran. Sejalan dengan berkembangnya usaha budidaya jamur tiram dan produksi baglog, Kaiman kini benar-benar mampu menikmati hasilnya. Dia optimis usaha yang digelutinya sejak empat tahun terakhir akan mampu meningkat lagi di masa-masa mendatang.
Powered by Blogger.