Benarkah Big Bang Merupakan Ledakan?
Menurut sains, Big Bang merupakan penjelasan terbaik awal mula semesta. Menurut teori, Big Bang merupakan ledakan. Benarkah?
Menurut teori, semesta awalnya jauh lebih panas dan lebih padat dibanding saat ini. Seiring berjalannya waktu, semesta makin dingin dan meluas.
Meski teori ini terdengar seolah alam semesta dimulai dari ledakan raksasa, banyak ilmuwan mengatakan hal itu bukan bagian dari teori.
Ledakan menyiratkan adanya sesuatu yang meledak, atau diperluas, dari satu titik pusat ke ruang angkasa luar. Bahkan, teori Big Bang menunjukkan, ruang angkasa itu sendiri meluas.
"Jika itu benar ledakan, maka akan terdapat pusat,” kata fisikawan dan Direktur Princeton Centre for Theoretical Science Universitas Princeton, Paul Steinhardt.
Kami menemukan, segalanya bergerak saling menjauh, ini perluasan semesta, lanjutnya.
Alih-alih memiliki pusat, ilmuwan menyatakan ruang angkasa meluas ke berbagai arah dengan ukuran sama. “Ruang angkasa bukan sesuatu yang diam, sesuatu terjadi di dalamnya. Angkasa sangat dinamis,” kata ahli fisika teori University of California Andreas Albrecht.
Meskipun begitu, beberapa orang bertanya apa ada ledakan semant
ik. "Dimulai pada 10-40 derajat, dan ukurannya berlipat ganda tiap fraksinya, tiap fraksi kecil di tiap detik. Saya rasa itu bisa disebut ledakan," kata Albrecht.
Namun, hal itu memiliki fitur berbeda dari ledakan bom di padang pasir, lanjutnya.
Aspek lain dari teori yang membingungkan ini adalah, gagasan saat terjadinya Big Bang, alam semesta berada dalam satu titik, sebuah singularitas suhu dan kepadatan tak terbatas.
Meski seperti itu kata teori, disitulah ilmuwan mengira teori Big Bang menjadi tak memadai. Ketidakterbatasan itu merupakan tanda-tanda matematika telah gagal menggambarkan semesta.
Untuk memahami apa yang terjadi, ilmuwan butuh teori dasar yang lebih baik dari fisika yang dapat menggabungkan deskripsi saat mekanika kuantum sangat kecil dengan relativitas umum sangat besar.
Hingga kini, dua teori itu tak terdamaikan, dan terbentur teori Big Bang.
Menurut teori, semesta awalnya jauh lebih panas dan lebih padat dibanding saat ini. Seiring berjalannya waktu, semesta makin dingin dan meluas.
Meski teori ini terdengar seolah alam semesta dimulai dari ledakan raksasa, banyak ilmuwan mengatakan hal itu bukan bagian dari teori.
Ledakan menyiratkan adanya sesuatu yang meledak, atau diperluas, dari satu titik pusat ke ruang angkasa luar. Bahkan, teori Big Bang menunjukkan, ruang angkasa itu sendiri meluas.
"Jika itu benar ledakan, maka akan terdapat pusat,” kata fisikawan dan Direktur Princeton Centre for Theoretical Science Universitas Princeton, Paul Steinhardt.
Kami menemukan, segalanya bergerak saling menjauh, ini perluasan semesta, lanjutnya.
Alih-alih memiliki pusat, ilmuwan menyatakan ruang angkasa meluas ke berbagai arah dengan ukuran sama. “Ruang angkasa bukan sesuatu yang diam, sesuatu terjadi di dalamnya. Angkasa sangat dinamis,” kata ahli fisika teori University of California Andreas Albrecht.
Meskipun begitu, beberapa orang bertanya apa ada ledakan semant
ik. "Dimulai pada 10-40 derajat, dan ukurannya berlipat ganda tiap fraksinya, tiap fraksi kecil di tiap detik. Saya rasa itu bisa disebut ledakan," kata Albrecht.
Namun, hal itu memiliki fitur berbeda dari ledakan bom di padang pasir, lanjutnya.
Aspek lain dari teori yang membingungkan ini adalah, gagasan saat terjadinya Big Bang, alam semesta berada dalam satu titik, sebuah singularitas suhu dan kepadatan tak terbatas.
Meski seperti itu kata teori, disitulah ilmuwan mengira teori Big Bang menjadi tak memadai. Ketidakterbatasan itu merupakan tanda-tanda matematika telah gagal menggambarkan semesta.
Untuk memahami apa yang terjadi, ilmuwan butuh teori dasar yang lebih baik dari fisika yang dapat menggabungkan deskripsi saat mekanika kuantum sangat kecil dengan relativitas umum sangat besar.
Hingga kini, dua teori itu tak terdamaikan, dan terbentur teori Big Bang.
No comments
PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK