Christchurch Paska Gempa: Hari Kedua selandia baru
Untuk menjawab beragam pertanyaan itu, ini adalah update dari saya tentang perkembangan di Christchurch secara umum berdasarkan informasi dari otoritas New Zealand yang dirilis oleh media, dan juga secara khusus tentang mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Christchurch berdasarkan pengamatan di lapangan, komunikasi dengan teman-teman serta informasi yang dirilis oleh pihak universitas.
Perkembangan Christchurch secara umum hingga petang iniadalah dengan bertambahnya jumlah korban jiwa yang telah berhasil di evakuasi. Jumlah ini pada awalnya berubah semalam, dimana Perdana Mentri, John Key, mengumumkan jumlah korban adalah 65 orang, Pukul 5 sore kemarin, Direktor of Civil Defence, John Hamilton menyatakan jumlah korban jiwa adalah 32 orang. Namun pada pagi ini, TVone dan TVthree menyatakan bahwa jumlah korban jiwa adalah menjadi 75 korban jiwa, dengan 55 korban sudah teridentifikasi dan 20 lainnya masih belum teridentifikasi.
Dilaporkan sekitar 300 orang hilang, namun pihak kepolisian Christchurch menyatakan bahwa mereka dalam hal ini dinyatakan hilang dan bukan tewas, karena proses evakuasi masih terus dilakukan dengan kemungkinan orang-orang yang dinyatakan hilang ini masih dalam keadaan hidup. Hingga pukul 10 pagi tadi, sudah 120 orang yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan dan proses evakuasi masih terus dilakukan dengan semakin banyaknya tambahan tenaga dari negara lain, seperti Australia dan juga para sukarelawan.
Hingga pagi tadi sekitar 50% daerah Christchurch tanpa listrik, dan 80% tanpa air bersih. Otoritas Christchurch menyatakan untuk memasak air yang ada karena dikhawatirkan tercemar, sehingga tidak bisa langsng diminum seperti biasanya. Untuk itu pihak Fronterra (perusahaan diary produk terbesar di New Zealand) mengirimkan 200.000 liter air bersih melalui jalur kereta api untuk membantu keterbatasan air bersih di Christchurch. 6 sekolah di Christchurch dijadikan titik pendistribusian air bersih dan walikota, Bob Parker, juga menyatakan bahwa di ke enam titik ini, makanan pun sudah disediakan
Jalan-jalan di daerah Christchurch CBD, New Brighton, Lyttelton dan beberapa daerah yang dekat dengan epicentrum gempa mengalami kerusakan hebat. Dilaporkan bahwa dibeberapa titik, jalanan amblas dan mengakibatkan lubang-lubang berukuran sangat besar (menurut Tv1 berukuran truck-size). Gedung-gedung didaerah Chrstchurch CBD dan sekitarnya mengalami kerusakan hebat dan didaerah tersebutlah banyak korban jiwa dan orang-orang yang terperangkap. Kejadian pada siang hari dan pada jam kerja ini menjadikan jumlah korban semakin banyak.
Berbeda dengan Christchurch CBD dan daerah sekitar epicentrum, rural area tidak mengalami mengalami kerusakan sehebat di kota. Dari pengamatan dan informasi yang saya peroleh, daerah kampus, baik itu University of Canterbury dan Lincoln University tidak mengalami kerusakan seperti yang ditimbulkan oleh gempa 4 September 2010, walaupun untuk mengantisipasi segala sesuatunya, pihak universitas meliburkan segala kegiatan sejak kemarin dan seterusnya dalam minggu ini agar bisa dilakukan assessment terhadap gedung-gedung kampus.
Khusus untuk Lincoln University, pada pukul 12 siang tadi, Vice Chancellor, Roger Field, mengumumkan bahwa kampus tidak mengalami dampak apapun dari gempa 6.3 SR tanggal 22 Februari kemarin. Namun dikarenakan masa emergency yang ditetapkan Otoritas New Zealand adalah 5 hari, juga sebagai Regional Impact atas kejadian gempa kemarin, maka pihak universitas meliburkan segala kegiatan akademik pada minggu ini. Dengan kemungkinan aktifitas akan dimulai pada tanggal 28 Februari 2011.
Pada saat ini banyak sekali mahasiswa baru yang datang ke Christchurch, karena tahun ajaran baru segera dimulai awal Maret ini. Pihak universitas sudah menyatakan bahwa pihak universitas akan membantu semaksimal mungkin, khususnya mahasiswa Internasional, segala sesuatu yang berkaitan dengan kedatangan mereka, termasuk dengan akomodasi dan makanan.
Sementara itu, mahasiswa-mahasiswa Indonesia tetap melakukan koordinasi satu sama lainnya. Beberapa rumah dijadikan posko dan informasi di update via email ataupun telpon. Penggunaan telpon diusahakan seminimal mungkin dan hanya untuk emergency call. Koordinasi juga dilakukan dengan warga Indonesia yang ada di Christchurch, sehingga tidak ada kesimpangsiuran informasi.
Saat ini, akses ke kota Christchurch melalui udara sudah dibuka. Penerbangan domestik dan internasional sudah dimulai. Begitu juga dengan supermarket sudah mulai buka, dan disarankan untuk dibuka agar masyarakat bisa memperoleh bahan pangan dan air bersih. Begitu juga dengan pom-pom bensin, disarankan dibuka agar bisa menyuplai bahan bakar. Mudah-mudahan kota Christchurch segera pulih, dan orang-orang yang masih terperangkap bisa segera diselamatkan agar korban tidak terus bertambah.
nana arlina
No comments
PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK