Tujuh Film Horor Indonesia Kontroversial

1. MENCULIK MIYABI

Entah sengaja atau tidak, rencana syuting Miyabi di Indonesia bocor melalui Twitter. Belum juga naskah belum selesai digarap, film ini sudah menuai kontroversi. Demo penolakan Miyabi, menjadi marak. Syuting yang semula akan dilakukan di Indonesia sebagian besar mesti beralih ke Jepang. ini adalah titik awal perfilman Indonesia menggunakan bintang film porno import. Meskipun sudah 'tobat' namun nama Miyabi alias Maria Ozawa tetap menjual sebagai ikon sebuah film. Akhirnya sekitar 600 ribu penontonlah yang menikmati film garapan Maxima Pictures tersebut.


November, Miyabi kembali hadir ke perfilman Indonesia dengan nama Pauleen. Film keduanya HANTU TANAH KUSIR 100 % berlokasi syuting di Indonesia. Tahun depan Miyabi akan hadir lagi dengan dua film. Karena ternyata Miyabi telah menandatangani kontrak empat film dengan Maxima. Mungkin setelah berganti nama dan penampilan 'sopan' film-film Miyabi tahun depan tidak akan heboh lagi.



2. DENDAM POCONG MUPENG

Film ini sebelumnya berjudul HANTU PUNCAK DATANG BULAN. Karena judulnya kontroversial dan ditengarai banyak mengumbar syahwat, setelah sempat tertunda akhirnya merupakan film horor Indonesia yang dirilis pada 4 Februari 2010 tampil dengan judul DENDAM POCONG MUPENG.


Demo dan ancaman pada bioskop yang memutar film ini membuat rencana rilis film tertunda. Disutradarai oleh Steady Rimba, keseksian tubuh Andi Soraya dan Lia Trio Macan menjadi jualan utama. Lokasi film ini juga sangat minim, karena hanya fokus pada rumah kos tempat pocong membalas dendam dan mencari korban.



3. RINTIHAN KUNTILANAK PERAWAN

Tak mau kalah dengan Miyabi, K2K menggandeng Tera Patrick. Tentu saja demo mewarnai rencana kedatangan bintang film porno nomer wahid di Amerika tersebut. Bukan KK Dheraj jika tidak berani menghadapi kontroversi. Baginya demo adalah media yang efektif untuk mempromosikan filmnya.



4. DI BAWAH LANGIT

Banyak pihak yang menyebut film DI BAWAH LANGIT sebagai film gagal. Pasalnya masyarakat sangat dingin menanggapi hadirnya film besutan Opick ini. Dirilis pada 18 Maret 2010 Opick, Agus Kuncoro, Didi Petet dan Inneke Koesherawati. Sebenarnya cerita yang diajukan dalam film ini cukup humanis. Kisah percintaan menjadi bumbu penyedap. Sayangnya, keseluruhan penggarapan tidak terkesan total. Mungkin karena Opick mencoba merangkum semua peran mulai dari penulis skenario, sutradara, pemain, dan penggarap musik score.



5. TE[REKAM]

Ter[rekam] merupakan film horor Indonesia yang dirilis pada 2010 yang dibintangi antara lain oleh Olga Lidya, Julia Perez, dan Monique Henry. Kali ini kontroversi bukan karena ulah Jupe yang biasa mengumbar seksi. Namun, karena adanya tuduhan film ini menjiplak film Spanyol yang berjudul REC. Film ini sebenarnya proyek 'iseng' Olga Lidya. Rekaman video saat berlibur dengan sahabatnya Jupe dan Monique diedit berdasarkan potongan-potongan rekaman dari kameranya. Apalagi di situ tidak ada sutradara atau naskah cerita. Memang bisa dibilang gaya ini berbeda. Namun, tuduhan menjiplak lagi-lagi tak terbendung. Ketika poster keluar, posternya pun persis dengan poster film REC.



6. TIRAN

TIRAN singkatan dari Mati di Ranjang. Film produksi Maxima Pictures ini dibintangi oleh Dewi Perssik, Jenny Cortez, dan Indra L Bruggman. Sebelum film beredar, adegan ciuman mesra antara Dewi Perssik dan Indra tersebar di internet. Kehebohan itu bertambah ketika video Jenny Cortez yang nyaris topless menyusul video dua pemain lainnya. Sekuel dari film TIREN: MATI KEMAREN ini dirilis pada 1 April 2010. Masih mengandalkan tema horor seksi, film ini mendapat jumlah penonton 650.000. Ody Mulya, sang produser, mengaku tak bisa menolak tawaran naskah seksi nan horor karena jumlah penontonnya memang selalu banyak.



7. MAFIA INSYAF

MAFIA INSYAF adalah film aksi Indonesia yang dirilis pada 28 Oktober 2010 dengan disutradarai oleh Otoy Witoyo yang dibintangi oleh Atiqah Hasiholan, Tora Sudiro, dan Indah Kalalo. Tudingan menjiplak Marrying the Mafia II, sebuah film Korea, membuat film ini menjadi kontroversi. Meskipun memasang bintang-bintang yang sudah punya nama, namun karena kecerobohan naskah yang tidak masuk logika, film kocal ini menjadi konyol. Dialog antar pemain juga sering lepas, sehingga kesinambungan cerita sulit terbangun. Pemotongan cerita di beberapa adegan menegaskan kurang matangnya skenario film.



8. Dawai 2 Asmara

Apa kabar film musikal Bang Haji Rhoma Irama? Tahun ini mengandalkan popularitasnya, Rhoma Irama mencoba membangkitkan lagi era film dangdut, dengan mengandalkan sang putra mahkota Ridho Rhoma. Persiapan yang matang dan publisitas maksimal ternyata belum bisa membantu menarik kembali minat masyarakat akan film dangdut. Mungkin karena jeda waktu yang panjang dan pergeseran selera musik masyarakat, film ini tidak terdengar kabarnya setelah dirilis. Dawai 2 Asmara dirilis 8 September 2010 disutradarai oleh Endri Pelita dan Asep Kusdinar. Meskipun sudah dibintangi oleh Rhoma Irama, Ridho Rhoma, dan Cathy Sharon namun belum mampu mengangkat film ini.



9. MADAME X

Kali ini bukan nilai negatif sebagai tolak ukur kontroversial. Keberanian Nia Dinata menghadirkan sosok lintas gender, MADAME X sebagai seorang pahlawan mendapat acungan jempol berbagai pihak. Bekerja sebagai produser, Nia mempercayakan pengolahan film kepada sutradara muda Lucky Kuswandi. Film yang dirilis pada 7 Oktober 2010 ini dibintangi oleh Aming sebagai Madame X, lalu turut dimeriahkan Marcell Chandrawinata, Shanty, Titi DJ, Sarah Sechan, dan Fitri Tropica. Nama-nama besar yang populer membantu sekali dalam hal promosi. Gebrakan barunya adalah, MADAME X-lah yang mempelopori promo film melalui jejaring sosial Twitter. Jauh-jauh hari, tim marketing mensosialisasikan film ini kepada followernya ditambah follower-follower artis pendukung.



10. DIPERKOSA SETAN


DIPERKOSA SETAN disutradarai oleh Petruska Karangan dan dibintangi oleh Cynthiara Alona dan Teguh Julianto. Mengambil judul utama RAPED BY SAITAN, film ini populer di dunia internet bahkan hingga ke Jepang.

No comments

PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK

Powered by Blogger.