Belajar Cinta Sejati dari Bapak Habibie dan Ibu Ainun

1291168107973987030
Pagi ini di kompas.com tersaji cerita cinta yang begitu indah tentang bapak Habibie dan cinta sejatinya alm. Ibu Ainun. Membacanya seperti mendapat pelajaran berharga bagamana mencintai yang tidak melulu harus diiringi dengan nafsu dan seks. Cinta sejati itu terbukti ada ketika kita melihat bagaimana mereka saling mencintai, cinta dan Rahmah Nya terlihat dari hubungan mereka. Aku tercipta untukmu, dan kamu tercipta untukku, mungkin itu yang paling tepat untuk mengapresiasikan cinta mereka.
Cinta yang terus menerus dipupuk, semakin hari semakin bertambah rasa cintanya terhadap pasangannya.jika diibaratkan buah, buah itu tak pernah busuk melainkan selalu enak untuk dinikmati bukan hanya untuk mereka berdua melainkan untuk semua orang.
Cinta yang diiringi dengan keikhlasan, rasa untuk selalu berbagi, dan ibadah tentunya kepada sang pencipta akan selalu membawa kebahagiaan dan selalu menemukan keindahan dalam hidup.
ketika kehilangan belahan jiwa maka sebagian hatinya seperti hilang. seperti Habibie yang juga amat kehilangan belahan jiwanya, seolah setengah hatinya terenggut.
Habibie mengatakan tak akan melewatkan sehari pun berziarah dalam masa 40 hari setelah wafatnya sang istri. Sungguh satu ungkap kesetiaan mendalam dari seorang pecinta sejati.
Habibie seolah mendeklamasikan puisi pujangga besar Persia, Jalaluddin Rumi, “Aku mungkin bisa menutup bumi dengan taburan melati/ Aku dapat saja memenuhi samudera dengan tangisan/ Aku bisa saja mengguncang surgawi dengan pepujian/ Tapi tak satu pun dari semua itu dapat meraihmu.” (kompas.com)
Percintaan mereka mengajarkan bahwa :
- Mencintai itu adalah saling menutupi ketidaksempurnaan yang ada pada pasangan.
- Merekatkan ikatan keluarga di atas fondasi saling menyadari dan mengakui perbedaan-perbedaan yang ada pada mereka.
- keluarga sakinah mawaddah warahmah adalah keluarga itu senantiasa diliputi kasih sayang dan menjalankan perintah Tuhan sehingga selalu dilimpahi rahmat-Nya.
- Mencintai dengan  kesetiaan, keikhlasan, cinta, harmoni dan keluarga.
Merekalah teladan hidup yang ideal, bukan kabar kawin cerai yang rabun makna, timpang pesan, dan gemar menggugat institusi pernikahan dengan argumentasi amat materialistis, dangkal, dan artifisial. Anda akan sangat beruntung memiliki bahan ajar dari keluarga-keluarga yang dirajut kuat oleh cinta sejati seperti ditenun Habibie dan Ainun.(kompas.com)
Semoga Puisi bapak Habibie untuk almh. ibu Ainun dibawah ini semakin memberi kita pelajaran tentang bagaimana mencintai dengan indah.
12911682941018257737
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya,
dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang,
rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,
kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ….
BJ.HABIBIE

No comments

PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK

Powered by Blogger.