Inilah 10 Hal Yang Harus Diketahui Wanita Tentang Otak Pria
Pengertian paling populer tentang otak pria berdasarkan penelitian terhadap para pria berusia 18 sampai 22 tahun dan lulusan diploma. Tulisan ini merupakan terjemahan dari rangkuman Robin Nixon, staf penulis Livescience tentang 10 hal yang perlu diketahui para wanita tentang otak pria.
Lebih emosionalSementara ini wanita biasanya dianggap sebagai gender yang lebih emosional padahal bayi laki-laki lebih emosional reaktif dan ekspresif dibandingkan bayi perempuan. Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan.
Sebuah penelitian tahun 2008 yang diterbitkan dalam Scandinavian Journal of Psychology yang memonitor ekspresi wajah menyatakan bahwa pria dewasa memiliki reaksi emosional sedikit lebih kuat tetapi hanya sebelum menyadari perasaan mereka. Setelah emosi mencapai kesadaran maka pria menunjukkan wajah tak berperasaan.
Para ilmuwan Universitas Lund, Swedia dalam penelitian tahun 20o8 berteori bahwa ketika muda anak laki-laki mungkin belajar untuk menyembunyikan emosi supaya dianggap “jantan.” Tapi menurunkan emosi bisa menjadi cambuk bagi tubuh dengan respon “melawan atau lari”. Reaksi keras seorang pria dan penindasan berikutnya membuat pria siap menghadapi ancaman.
Lebih rentan terhadap kesepianDr Louann Brizendine, seorang Profesor Psikologi Klinis di University of California, San Francisco dan penulis “The Male Brain” (Broadway, Maret 2010) mengatakan bahwa kesepian dapat mengganggu kesehatan dan otak semua orang. Pria yang lebih tua tampak sangat rentan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa hidup dengan wanita mungkin akan sangat membantu. Pria dalam hubungan stabil cenderung lebih sehat, hidup lebih lama dan memiliki tingkat hormon yang dapat mengindikasikan penurunan kecemasan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Biology of Reproduction pada tahun 2009 menemukan bahwa wanita juga baik untuk organ reproduksi pria. Tikus jantan yang hidup dengan betina mempunyai kesuburan yang lebih panjang daripada tikus pejantan yang terisolasi dari betina.
Fokus pada solusiMeskipun banyak penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih empatik dari pria, Dr Brizendine menekankan hal ini tidak sepenuhnya benar. Sistem empati dari otak laki-laki tidak merespon ketika seseorang sedang stres atau mengungkapkan masalah. Sebagai hasilnya, pria cenderung lebih peduli dengan menyelesaikan masalah daripada menunjukkan solidaritas dalam perasaan.
Matra untuk memeriksa wanitaPranjal Mehta, seorang Psikolog Sosial di Universitas Columbia di New York menyatakan bahwa selain sering dikaitkan dengan agresi dan permusuhan, testosteron juga merupakan hormon libido. Dan para pria memiliki enam kali jumlah gelombang melalui pembuluh darahnya yang berarti sama dengan wanita.
Mehta dan koleganya menemukan bahwa testosteron merusak kawasan impuls-kontrol dari otak. Meskipun masih harus dipelajari, ini mungkin menjelaskan mengapa pria suka mengerling kepada wanita secara otomatis. Mereka sering lupa tentang wanita setelah keluar dari lapangan visual mereka.
Harus membela kaumnyaBrizendine mengatakan bahwa bagian dari pekerjaan laki-laki secara evolusi adalah untuk mempertahankan kaumnya. Penelitian lebih lanjut diperlukan pada manusia tetapi pada mamalia jantan, area otak “membela kaumnya” lebih besar daripada rekan-rekan betina mereka.
Sementara wanita memiliki sifat posesif maka pria jauh lebih menggunakan kekerasan ketika dihadapkan dengan ancaman terhadap kehidupan cinta atau wilayah mereka.
Siapa yang menjadi bos?Brizendine mengatakan bahwa sebuah hierarki yang tidak stabil dapat menyebabkan cukup kecemasan pada pria. Tetapi dalam hierarki perintah yang mapan seperti yang dilakukan oleh militer dan beberapa tempat kerja dapat menurunkan hormon testosteron dan menahan agresi seorang pria.
Otak pria dewasaMehta mengatakan bahwa selama evolusi manusia membutuhkan persaingan terhadap status dan pasangan saat muda. Ketika dewasa lebih menekankan pada ikatan dan kerjasama.
Studi psikologis telah menunjukkan bahwa kepandaian mengambil keuntungan dari lawan kurang memiliki daya tarik bagi pria yang lebih tua. Sebaliknya mereka lebih memperhatikan hubungan dan memperbaiki masyarakat.
Perubahan ini mungkin dibantu oleh penurunan alami testosteron sebagai pria yang telah berusia. Mehta dan koleganya menemukan bahwa pria dengan kadar testosteron tinggi cenderung lebih baik pada kompetisi, one by one. Sementara mereka dengan tingkat yang lebih rendah unggul dalam kompetisi yang membutuhkan kerjasama tim. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Hormones and Behavior pada tahun 2009.
Menjadi Seorang AyahSebuah studi 2000 yang dipublikasikan oleh Evolution and Human Behavior menemukan bahwa otak pria menjadi sangat prima untuk bekerja sama pada bulan-bulan sebelum menjadi seorang ayah. Menjadi seorang ayah berarti ada perubahan hormon yaitu prolaktin yang meningkat dan testosteron yang menurun sehingga mendorong perilaku layaknya seorang ayah.
Sebuah penelitian di tahun 2008 yang diterbitkan dalam jurnal Hormones and Behavior menemukan bahwa Feromon seorang wanita hamil dapat mempengaruhi pasangannya untuk memacu perubahan ini. Bahkan sebelum wanita hamil, feromon pria menyebabkan neuron ibu baik untuk tumbuh di dalam otak wanita.
Daddy-playPenelitian telah menunjukkan bahwa pengertian tentang seorang ayah adalah secara spesifik bermain dengan anak-anak mereka, lebih kerasan tinggal di rumah, lebih spontanitas , lebih menggoda, dapat membantu anak belajar lebih baik, mempunyai kepercayaan lebih, dan mempersiapkan anak untuk dunia nyata. Peran ayah dapat mengurangi resiko perilaku seksual anak-anak.
Ayah sekaligus sebagai orang tua cenderung memiliki kadar testosteron yang lebih rendah berdasarkan laporan beberapa penelitian lintas-budaya. Meskipun tidak diketahui apakah kadar hormon dapat menyebabkan perubahan perilaku atau sebaliknya. Peneliti berteori bahwa evolusi telah mengakibat seorang ayah untuk terlibat. Anak-anak adalah salah satu anugrah yang paling dibutuhkan oleh manusia dan ayah yang baik selalu mengoptimalkan kesempatan bahwa keturunan dan gen mereka dapat bertahan.
Menginginkan lonceng pernikahan Wanita ingin tetap lajang dan pria ingin selalu bereksperimen dengan fantasi seks mereka selamanya. Tetapi ini mungkin menjadi salah satu kesalahpahaman terbesar yang berasal dari kecenderungan Amerika S erikat selalau menggunakan lulusan sarjana sebagai subyek penelitian.
Sebuah studi terhadap para pria di Bolivia yang diterbitkan dalam Proceedings of Royal Society pada tahun 2007 menemukan bahwa perselingkuhan yang paling mungkin terjadi pada pria sebelum umur 30 tahun, menemukan Setelah itu, para pria mulai fokus pada keluarga mereka.
Menurut penelitian tahun 2008 yang diterbitkan oleh Proceedings of the National Academy of Science menyatakan beberapa orang memiliki waktu yang lama untuk dapat berkomitmen dengan orang lain. Komitmen adalah suatu masalah genetik. Pria tanpa “promiscuity gene“ yang diperkirakan sekitar 60 persen dari populasi lebih cenderung untuk menikah. Tapi itu tidak semua. Baik para pria dan istrinya cenderung relatif untuk melaporkan kebahagiaan perkawinan mereka.
No comments
PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK