Republika dan Detik Menyebar Kebohongan pada Bulan Ramadhan?
Beberapa waktu lalu dunia maya Indonesia dihebohkan
dengan foto-foto palsu “pembantaian Rohingya”. Beberapa foto yang sama
sekali tak berhubungan, seperti foto aktivis Tibet yang sedang protes
membakar diri dengan bendera Tibet jelas berkibar di latar belakangnya,
diklaim sebagai Muslim Rohingya yang sedang “dibantai” di Myanmar.
Untungnya, bantahan terhadap foto-foto palsu tersebut sudah
disebarluaskan.
Menyebarkan kebohongan semacam ini jelas merupakan tindakan yang tidak terpuji dan dapat memprovokasi. Namun, tampaknya bangsa kita kurang dapat menjadikan hal ini sebagai pelajaran untuk menjadi kritis dan skeptis terhadap segala hal. Lagi-lagi, kebohongan disebarkan (ironisnya pada bulan Ramadhan ini), dan banyak orang yang sejauh ini percaya saja. Yang patut disayangkan adalah, kali ini penyebarnya adalah dua media yang cukup besar di Indonesia yaitu Republika dan Detik. Kebohongan yang disebarkan pun modusnya mirip dengan kasus foto Rohingya, yaitu penggunaan foto yang tak berhubungan dan penyebaran informasi yang salah. Seperti apa? Simak kedua gambar ini:
Tautan aslinya: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/12/08/13/m8l2t8-ahli-fisika-ini-jadi-mualaf-karena-matahari-mengapa-1 (penulis Endah Hapsari) dan http://ramadan.detik.com/read/2012/08/16/112331/1993014/631/4/para-ilmuwan-ini-menjadi-muslim-setelah-melakukan-riset-ilmiah992204cbr (penulis Sukma Indah Permana)
(Addendum dari penulis: Setelah pemaparan kami di sini menyebar dengan luas, tercatat pada tanggal 19 Agustus 2012 sore menjelang malam, Detik sudah menghapus artikelnya, sementara Republika mengubah gambarnya walaupun masih ngotot memajang artikelnya yang, seperti yang kami paparkan di bawah, juga ngawur. Sangat disayangkan belum ada pertanggungjawaban dari kedua media tersebut melalui permintaan maaf kepada Professor Sean Ling serta publik yang menjadi korban. Tapi satu hal yang pasti, peristiwa memalukan ini telah terekam oleh screenshot di atas)
(Addendum 2: ternyata Detik tidak menghapus artikelnya, tetapi mengganti tautannya ke http://ramadan.detik.com/read/2012/08/19/200639/1995122/631/5/para-ilmuwan-ini-menjadi-muslim-setelah-melakukan-riset-ilmiah dan juga mengganti gambarnya. Sangat disayangkan artikel menyesatkannya tidak dihapus, dan sejauh ini mereka belum meminta maaf kepada korban terutama Professor Sean Ling. Ada baiknya momen Idul Fitri ini dimanfaatkan dengan baik.)
Seperti yang bisa dilihat, Detik dan Republika melaporkan bahwa seorang professor fisika Ukraina yang bernama Demitri Bolykov menjadi mualaf setelah percobaannya membuktikan bahwa Matahari bisa terbit dari barat. Simaklah kedua gambar di atas, dan perhatikan foto “Demitry Bolykov” yang dipasang. Tanpa bermaksud rasis, penulis cocologi.tumblr.com sejak awal sudah curiga karena yang disebut adalah peneliti berkebangsaan Ukraina, tetapi wajahnya oriental. Ternyata, setelah melakukan pencarian, ditemukan bahwa foto itu merupakan foto orang lain, yaitu foto Professor Xinsheng Sean Ling dari Universitas Brown. Untuk memeriksanya, bukalah tautan ke situs resmi Universitas Brown ini http://research.brown.edu/research/profile.php?id=1132089494 http://www.physics.brown.edu/physics/userpages/faculty/Sean_Ling/ling.htm dan ini adalah fotonya bersama rekannya di Pittsburgh http://www.physics.brown.edu/physics/userpages/students/Sungcheol_Kim/ling/index.html Penulis sendiri juga menemukan akun facebook pribadi Professor Xinsheng Sean Ling, dan tentu saja telah melaporkan peristiwa tak terpuji ini, namun karena alasan privasi tautan akunnya tidak akan penulis bagikan.
BUKAN Demitry Bolykov! Foto Professor Sean Ling yang sembarangan diambil.
Sangat disayangkan media sebesar Republika dan Detik melakukan hal seperti ini. Selain melanggar hak cipta, tindakan ini bisa membuahkan gugatan hukum dari Professor Xinsheng Sean Ling. Tapi tunggu dulu, ternyata informasi yang dimuat oleh Republika dan Detik juga merupakan kesalahan yang fatal. Ulasan lengkapnya bisa dibaca di http://cocologi.tumblr.com/post/29722010061/republika-dan-detik-menyebar-kebohongan-dan-kesalahan tapi inti kesalahannya adalah
1. Eksperimen di hoax tersebut adalah eksperimen-eksperimenan yang tidak jelas praktikalitasnya dan tidak ilmiah.
2. Hoax yang disebarkan dengan mudah gugur karena adanya fakta bahwa rotasi Bumi bukan dipicu oleh magnet.
3. Data yang dimiliki NASA berkaitan dengan pergeseran kutub magnetik, bukan pergeseran poros rotasi Bumi.
Maka dari itu penulis berharap agar kedua media ini segera mengklarifikasikan tulisan mereka dan membuat pernyataan maaf kepada Professor Sean Ling secara terbuka apabila tidak ingin kehilangan kredibilitasnya.
Sumber: http://cocologi.tumblr.com/post/29722010061/republika-dan-detik-menyebar-kebohongan-dan-kesalahan tapi inti kesalahannya adalah
Menyebarkan kebohongan semacam ini jelas merupakan tindakan yang tidak terpuji dan dapat memprovokasi. Namun, tampaknya bangsa kita kurang dapat menjadikan hal ini sebagai pelajaran untuk menjadi kritis dan skeptis terhadap segala hal. Lagi-lagi, kebohongan disebarkan (ironisnya pada bulan Ramadhan ini), dan banyak orang yang sejauh ini percaya saja. Yang patut disayangkan adalah, kali ini penyebarnya adalah dua media yang cukup besar di Indonesia yaitu Republika dan Detik. Kebohongan yang disebarkan pun modusnya mirip dengan kasus foto Rohingya, yaitu penggunaan foto yang tak berhubungan dan penyebaran informasi yang salah. Seperti apa? Simak kedua gambar ini:
Tautan aslinya: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/12/08/13/m8l2t8-ahli-fisika-ini-jadi-mualaf-karena-matahari-mengapa-1 (penulis Endah Hapsari) dan http://ramadan.detik.com/read/2012/08/16/112331/1993014/631/4/para-ilmuwan-ini-menjadi-muslim-setelah-melakukan-riset-ilmiah992204cbr (penulis Sukma Indah Permana)
(Addendum dari penulis: Setelah pemaparan kami di sini menyebar dengan luas, tercatat pada tanggal 19 Agustus 2012 sore menjelang malam, Detik sudah menghapus artikelnya, sementara Republika mengubah gambarnya walaupun masih ngotot memajang artikelnya yang, seperti yang kami paparkan di bawah, juga ngawur. Sangat disayangkan belum ada pertanggungjawaban dari kedua media tersebut melalui permintaan maaf kepada Professor Sean Ling serta publik yang menjadi korban. Tapi satu hal yang pasti, peristiwa memalukan ini telah terekam oleh screenshot di atas)
(Addendum 2: ternyata Detik tidak menghapus artikelnya, tetapi mengganti tautannya ke http://ramadan.detik.com/read/2012/08/19/200639/1995122/631/5/para-ilmuwan-ini-menjadi-muslim-setelah-melakukan-riset-ilmiah dan juga mengganti gambarnya. Sangat disayangkan artikel menyesatkannya tidak dihapus, dan sejauh ini mereka belum meminta maaf kepada korban terutama Professor Sean Ling. Ada baiknya momen Idul Fitri ini dimanfaatkan dengan baik.)
Seperti yang bisa dilihat, Detik dan Republika melaporkan bahwa seorang professor fisika Ukraina yang bernama Demitri Bolykov menjadi mualaf setelah percobaannya membuktikan bahwa Matahari bisa terbit dari barat. Simaklah kedua gambar di atas, dan perhatikan foto “Demitry Bolykov” yang dipasang. Tanpa bermaksud rasis, penulis cocologi.tumblr.com sejak awal sudah curiga karena yang disebut adalah peneliti berkebangsaan Ukraina, tetapi wajahnya oriental. Ternyata, setelah melakukan pencarian, ditemukan bahwa foto itu merupakan foto orang lain, yaitu foto Professor Xinsheng Sean Ling dari Universitas Brown. Untuk memeriksanya, bukalah tautan ke situs resmi Universitas Brown ini http://research.brown.edu/research/profile.php?id=1132089494 http://www.physics.brown.edu/physics/userpages/faculty/Sean_Ling/ling.htm dan ini adalah fotonya bersama rekannya di Pittsburgh http://www.physics.brown.edu/physics/userpages/students/Sungcheol_Kim/ling/index.html Penulis sendiri juga menemukan akun facebook pribadi Professor Xinsheng Sean Ling, dan tentu saja telah melaporkan peristiwa tak terpuji ini, namun karena alasan privasi tautan akunnya tidak akan penulis bagikan.
BUKAN Demitry Bolykov! Foto Professor Sean Ling yang sembarangan diambil.
Sangat disayangkan media sebesar Republika dan Detik melakukan hal seperti ini. Selain melanggar hak cipta, tindakan ini bisa membuahkan gugatan hukum dari Professor Xinsheng Sean Ling. Tapi tunggu dulu, ternyata informasi yang dimuat oleh Republika dan Detik juga merupakan kesalahan yang fatal. Ulasan lengkapnya bisa dibaca di http://cocologi.tumblr.com/post/29722010061/republika-dan-detik-menyebar-kebohongan-dan-kesalahan tapi inti kesalahannya adalah
1. Eksperimen di hoax tersebut adalah eksperimen-eksperimenan yang tidak jelas praktikalitasnya dan tidak ilmiah.
2. Hoax yang disebarkan dengan mudah gugur karena adanya fakta bahwa rotasi Bumi bukan dipicu oleh magnet.
3. Data yang dimiliki NASA berkaitan dengan pergeseran kutub magnetik, bukan pergeseran poros rotasi Bumi.
Maka dari itu penulis berharap agar kedua media ini segera mengklarifikasikan tulisan mereka dan membuat pernyataan maaf kepada Professor Sean Ling secara terbuka apabila tidak ingin kehilangan kredibilitasnya.
Sumber: http://cocologi.tumblr.com/post/29722010061/republika-dan-detik-menyebar-kebohongan-dan-kesalahan tapi inti kesalahannya adalah