Parah,Para orang tua ini membantu anaknya saat ujian sekolah,Memberi contekan
Cara ekstrim orang tua India memberi contekan ujian pada anaknya sedang disoroti belakangan ini. Padahal di berbagai belahan dunia, memberikan contekan pada anak saat ujian itu dilarang, bahkan tak akan membuat anak sukses di masa depan.
Hal ini menjadi sorotan dunia setelah insiden mencontek masal pada murid kelas 10 dari seluruh sekolah menengah di Bihar, India. Bahkan konon akibat kejadian ini, ratusan orang tua diamankan dan sejumlah murid dikeluarkan dari ujian sekolah.
Memang bukan hal yang terlalu patut untuk disyukuri, namun meski praktik mencontek juga ada di negara kita, setidaknya tidak akan membahayakan nyawa seperti cara ekstrim orang tua India ini. Mari kita simak beberapa ulasannya berikut ini.
1. Rela Memanjat Tembok Demi Memberi Contekan
Boleh dibilang, kenekatan para orang tua yang entah karena rasa sayang, gengsi atau ingin bertindak secara ‘heroik’ demi masa depan anak-anaknya, orang tua India memberi contekan dengan cara yang cukup beresiko. Para orang tua ini rela memanjat tembok sekolah yang cukup tinggi demi bisa memberikan contekan pada anaknya.
Konon di bangunan ujian daerah Bihar yang memiliki 4 lantai, para wali murid nampak memanjat dinding seperti Spiderman dan mengerubuti jendela di mana kelas anaknya melaksanakan ujian. Demi apa? Demi memberikan kertas cotekan yang beragam bentuknya, mulai dari potongan kecil hingga besar-besar. Sungguh nekat dan sesungguhnya membahayakan nyawa para orang tua ini bila mereka sampai jatuh atau tergelincir.
2. Memberikan Contekan Untuk Anak Secara Terang-Terangan
Yang bikin geleng-geleng kepala adalah fenomena menyontek masal yang dilakukan secara terang-terangan oleh para orang tua ini. Selain tertangkap bidikan kamera jurnalis India, wali murid ini nampaknya juga sudah kebal dan tebal muka dengan pengawas ujian.
Mungkin karena datang beramai-ramai, membuat mereka tidak gentar dengan resiko apapun. Selain itu, memberikan contekan ini dilakukan ‘demi masa depan’ anak mereka. Salah satu media cetak di India,Hindustan Times, memampang foto para orang tua ini sebagai headline dengan judul ‘Windows of Opportunity‘. Well, agaknya jendela harapan itu menjadi istilah sindiran karena nyatanya jendela ini digunakan untuk memberikan contekan.
3. Pengawas Ujian Kuwalahan
Dengan aksi contek massal seperti ini pengawas ujian sempat ‘mati kutu’. Sebenarnya pihak sekolah sudah mengingatkan pada para orang tua bahwa tindakan seperti ini hanya akan merugikan anak mereka di masa depan. Namun dari 1,4 juta murid yang sedang melakukan ujian di gedung tersebut, nampaknya persaingan untuk bisa lulus ujian begitu ketat sehingga para orang tua tak ingin anaknya gagal.
Diwawancarai oleh NDTV, salah satu orang tua mengatakan alasan mereka memberikan contekan, “Guru dari pemerintah di sini tak pernah mengajarkan apapun. Hampir setiap hari mereka absen. Karena itulah kami membantu anak-anak,” ujar salah satu orang tua.
4. Orang Tua Ditangkap Dan Anak-Anak Dikeluarkan
Karena insiden yang miris dan menghebohkan ini, pihak sekolah akhirnya mengamankan sekitar 500 orang siswa yang ketahuan mencontek. Bahkan jumlah ini masih bertambah setelah melalui sidak oleh tim pengawas ujian yang menganggap hasil mereka tidak sah.
Selain anak-anak, orang tua juga ditangkap dan jumlahnya mencapai ratusan. Skandal mencontek massal ini dianggap memalukan meski pernah terjadi juga pada tahun lalu di India. Selain itu, sanksinya juga memberatkan karena bisa dilarang ikut ujian negara hingga beberapa tahun ke depan.
5. Tuntutan Sosial
Tak dipungkiri, fenomena ini terjadi karena adanya tuntutan dalam kehidupan sosial India yang cukup tinggi dan penuh gengsi. Nilai ujian rendah bisa mempengaruhi kesempatan anak-anak di India memperoleh pekerjaan di masa mendatang. Kalau nilai mereka sampai anjlok, bisa membuat anak-anak ini jadi pengangguran.
Selain tanggung jawab guru di sekolah, orang tua juga perlu menanamkan etiket pendidikan yang benar sehingga tak perlu ada insiden seperti ini. Sayang sekali bila anak berhasil namun bukan atas usahanya sendiri.
Salah satu faktor kegagalan seorang anak konon dimulai dari ketegaan orang tua yang ‘tidak tega’, sehingga membuat anak-anak ini tidak maju dan berkembang. Semoga peristiwa ini tidak terulang lagi dan sistem pendidikan di negara manapun semakin berbenah demi mencerdaskan anak-anak bangsa.