Kenalilah Peralatan Rumah Tangga Penyebab Kanker
Mainan, kartu kredit, kacamata hitam dan dan peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik kemungkinan mengandung Bisphenol A (BPA), plastisizer, dan brominated retardants. Tiga jenis “unsur pengganggu endokrin”, yang mungkin akan menyebabkan penyakit kanker, asma, dan kemandulan. WHO pernah mengusulkan pembatasan atau pelarangan atas penggunaannya, demi menolong generasi mendatang.
Ilustrasi
Kontroversi penggunaan BPA
BPA merupakan bahan kimia industri. Ditemukan pertama kali pada 1891 oleh kimiawan Russia, Aleksandr Dianin, dan sejak tahun 1920-an telah banyak digunakan dalam produksi beberapa bahan plastik dan getah.
Pada pertengahan tahun 1930-an, ditemukan bahwa BPA dapat digunakan sebagai pengganti estrogen bagi perempuan, namun penggunaannya hanya sebentar kemudian digantikan oleh bahan kimia lain karena kemudian dianggap sebagai unsur pengganggu endokrin yang telah diketahui, yaitu hormon lingkungan. Sejak saat itu kontroversi penggunaannya di berbagai bidang dimulai.
Ketika 1997, pertama kali dikemukakan efek merugikan dari BPA ditemukan dalam penelitian, berbagai penelitian yang menghubungkannya dengan efek kesehatan mulai dilakukan. Hingga pada 2008 sebagian pemerintah mulai secara resmi menyampaikan keraguan atas keamanan penggunaannya di lingkup konsumsi, serta mulai mengambil tindakan untuk menurunkan semua produk yang berhubung dengannya. Pada 2010, berdasarkan materi studi dan data yang telah dikumpulkan dari balita, bayi dan anak kembar, Badan Pengendalian dan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika (FDA) menindaklanjuti penggunaan BPA, dan mencari pengganti BPA dalam produksi tempat makanan dan minuman.
Pada September 2010, Kanada merupakan negara pertama yang menggolongkan BPA sebagai zat beracun. Di Uni Eropa dan Kanada, BPA dilarang digunakan untuk produksi botol susu bayi. Pada 24 September 2012, Universitas Washington , Amerika dan lembaga-lembaga lain menerbitkan hasil penelitiannya. Dalam laporannya terbukti jika BPA dapat memengaruhi sistem reproduksi keturunan kera macaca betina serta mengakibatkan terjadinya kelainan kromoson ovum.
Beberapa waktu lalu peneliti Taiwan mengatakan, BPA dan plastisizer dapat mengganggu endokrin tubuh manusia, mengakibatkan emosi tidak stabil, memengaruhi kemampuan reproduksi, juga dapat mendorong alat reproduksi wanita matang lebih awal. Jika tubuh terkena paparan BPA, ekspresi gennya juga dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Peneliti tersebut juga mengungkapkan risiko dari BPA dan plastisizer berkaitan dengan penyakit. 10 penyakit utama terkait BPA meliputi penyakit-penyakit yang berhubungan dengan reproduksi, prostat, endometrium, indung telur serta kelainan buah dada. Jika 2 jenis zat tersebut bersamaan digunakan dalam alat tempat makanan atau dalam makanan, sifat racunnya lebih kuat, dan meningkatkan risiko terserang penyakit. Pengaruh terbesar pada organ adalah jantung, hati, dan ginjal.
Banyak benda mengandung BPA
Dalam kehidupan manusia modern, hampir semua pembungkus dan tempat makanan menggunakan bahan plastik agar lebih mudah dan cepat.
Tempat yang terbuat dari bahan plastik polikarbonat sering digunakan untuk menyimpan makanan dan minuman. Misalnya botol air mineral, botol susu, dan gelas untuk bayi. Juga digunakan pada mainan dan barang konsumen lain, seperti perlengkapan olahraga, alat kedokteran, kaca kacamata, CD, dan VCD serta bagian luar alat listrik rumah tangga. Epoksiresin juga digunakan untuk melapisi benda metal, misalnya makanan kaleng, kaleng susu formula bayi dan penutup botol. Sebagian bahan penutup gigi dan bahan campurannya juga mungkin mengandung BPA. Sedangkan beberapa produk thermal paper, misalnya kertas mesin kas, mungkin juga mengandung BPA.
Hindari bahan yang mengandung BPA
Meskipun dewasa ini banyak kalangan masih memperdebatkan penggunaan BPA, jika Anda khawatir kandungan BPA akan mendatangkan bahaya, dianjurkan mengambil beberapa tindakan agar sebisa mungkin mengurangi paparan terhadap materi tersebut:
Carilah produk yang tidak mengandung BPA. Sebagian pabrik mencantumkan label “tidak mengandung BPA” pada produk-produknya. Jika sebuah produk tidak tertera label tersebut, Anda bisa mengingat jika sebagian besar kaleng dan botol yang terbuat dari aluminium memiliki lapisan dalam yang terbuat dari baja (stainless) yang tidak mengandung BPA. Plastik polikarbonat pada umumnya berbentuk plastik keras, transparan, dan ringan. Sedangkan di bagian bawahnya umumnya tertera angka-7, sebagai tanda dapat ditarik kembali.
Hati-hati menggunakan microwave. Menurut anjuran dari Bagian Ilmu Toksikologi (ilmu yang berkaitan dengan racun) Nasional Amerika, jika melakukan pemanasan dengan microwave jangan menggunakan plastik polikarbonat. Meskipun menganggapnya aman. Seiring dengan berjalannya waktu pemanasan, plastik akan terurai yang mungkin akan mengakibatkan BPA meresap ke dalam makanan.
Cuci piring yang aman. Jangan menggunakan produk detergen yang mengandung plastik polikarbonat dalam mencuci piring.
Menggunakan produk pengganti plastik. Sebisa mungkin tidak menggunakan produk dari plastik untuk mengisi makanan maupun cairan. Gantilah dengan gelas, keramik, atau baja stainless.
Hindari minuman dan makanan kaleng. Sebisa mungkin tidak menggunakan makanan dan minuman kaleng, karena banyak kaleng menggunakan lapisan dalam yang mengandung BPA.