JIKA ANDA WARTAWAN,HATI HATI MENGUNJUNGI NEGARA INI SAAT MELIPUT

1. Irak, Negara yang Paling Berbahaya Bagi Wartawan
Sebenarnya negara ini adalah negara yang cantik dengan budaya yang lahir sejak zaman dahulu kala. Namun banyaknya kelompok radikal yang melakukan tindakan terorisme, membuat negara ini sangat berbahaya. Apalagi bagi wartawan yang melakukan reportase di negara yang beribukota di Baghdad ini.
Wartawan-di-Irak-(enca)
Wartawan di Irak (enca)
Pada tahun 2007, seorang teroris penembak jitu membunuh koresponden saluran TV Al Anwar yang berbasis di Kuwait. Adnan Al-Safi. Kala itu, Al-Safi baru saja selesai melakukan peliputan berita. Saat ia menunggu di halte bus, teroris tersebut menembaknya hingga tewas. Teman-teman Al-Safi berpikir jika ia memang menjadi sasaran teroris. Al-Safi meninggalkan seorang istri dan tiga anak.

2. Philipina, Wartawan pun Dibunuh Gara-gara Liputannya

Mengejutkan. Negara yang berada di kawasan Asia Tenggara ini juga menjadi salah satu negara yang tidak bersahabat bagi wartawan. Sejak tahun 1992, sebanyak 73 wartawan tewas. Hampir semuanya ditawan dan disiksa terlebih dahulu sebelum dibunuh.
Wartawan di Philipina (rediff)
Wartawan di Philipina (rediff)
Ironisnya lagi, 70% dari pelaku pembunuhan dari wartawan tersebut adalah pejabat pemerintah. Kuat dugaan, pemerintah negara Philipina tidak suka dengan wartawan yang mengungkapkan isu korupsi dan konflik pemilu di negara yang terkenal dengan wanitanya yang paling cantik se-Asia Tenggara.

3. Rusia, Wartawan Wajib Waspada Kala Memburu Berita di Negara Ini

Wartawan yang meliput berita tentang korupsi, kejahatan, hingga bisnis besar kemungkinan menjadi korban pembunuhan dari pihak yang tidak menyukai. Lebih dari 54 kasus kematian wartawan yang terbunuh. Seperti kasus yang satu ini.
Wartawan di Rusia (desmonesregister)
Wartawan di Rusia (desmonesregister)
Adalah Anastasiya Baburova, serang wartawan freelance dari Novaya Gazeta, surat kabar di Moskow. Ia ditembak dalam jarak dekat, ketika berjalan kaki dari Kremlin pada pukul 03.00. Kejadian naas tersebut berlangsung pada tanggal 19 Januari 2009. Ia baru saja meliput konferensi pers oleh pengacara Hak Asasi Manusia, Stanislav Markelov.

4. Somalia, Pemerintah Kurang Memberikan Perlindungan Hukum Pada Wartawan

Majalah Foreign Policy terus menilai Somalia sebagai negara yang gagal dalam hal fungsi pemerintah atau infrastruktur sipil. Bahkan, wartawan baik lokal maupun asing yang meliput berita di negara yang berada di Afrika Timur ini bisa menjadi sasaran pembunuhan karena kurangnya perlindungan sipil dan hukum.
Wartawan di Somalia (fightland)
Wartawan di Somalia (fightland)
Liban Ali Nur adalah salah satu korbannya. Ia tewas bersama dengan tiga wartawan lainnya dalam pemboman bunuh diri di sebuah kafe yang letaknya di pusat kota Mogadishu. Dua orang tak dikenal memasuki kafe The Village Cafe dan meledakkan bom yang menewaskan 14 orang dan melukai 20 orang lainnya. Kelompok teroris Al Shabaab mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.

5. Pakistan, Perang Melawan Teror yang Berujung Kematian

Melawan teror dengan memberitakan kejadian yang terjadi di Pakistan bisa sangat beresiko. Hingga kini, sudah lebih dari 50 wartawan tewas sejak tahun 1992. Tak cuma meliput tindakan terorisme. Wartawan kerap kali dibunuh lantaran meliput kejahatan politik dan korupsi.
Wartawan-di-Pakistan-(slate)
Wartawan-di-Pakistan-(slate)
Salah satu wartawan malang yang menemui kematiannya saat meliput berita adalah Hayatullah Khan. Ia merupakan wartawan freelance di Miran Shah. Khan diculik oleh lima orang bersenjata pada bulan Desember 2005. Tubuhnya diborgol dan ditembak beberapa kali, enam bulan kemudian.

6. Kolombia, Paling Beresiko Menjadi Wartawan di Negara Ini

Selanjutnya, negara yang terletak di kawasan Amerika Latin ini menjadi negara beresiko bagi wartawan. Wartawan yang bekerja di radio, televisi maupun komentator pada sebuah media, banyak yang menjadi korban pembunuhan. Parahnya lagi, pejabat paramiliter dan pemerintah diduga menjadi setengah dari pelaku.
Wartawan di Kolombia (frenchiejournalist)
Wartawan di Kolombia (frenchiejournalist)
Seorang wartawan pada Bogota Radionet, Jaime Garzon menjadi sasaran penembakan yang dilakukan oleh kelompok kriminal. Ia ditembak oleh dua orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor. Pelaku menembak Garzon di kepala dan dada pada bulan Agustus 1999. Kelompok Kriminal Castano yang menjadi pelaku pembunuhan akhirnya dihukum oleh pemerintah Kolombia pada pertengahan tahun 2000.

7. Suriah, Wartawan Muda Menjadi Korban Pembunuhan

Anas Al-Tarsha adalah wartawan yang masih berusia 18 tahun. Ia tewas ketika meliput kerusuhan di kota suci Homs, Suriah. Saat itu, pemerintah Suriah melancarkan serangan kepada oposisi.
Wartawan di Suriah (msnbc)
Wartawan di Suriah (msnbc)
Rupanya, rezim Assad telah melambungkan negara di selatan Turki ini menjadi salah satu negara yang rawan bagi wartawan. Mayoritas korban memang didominasi oleh warga Suriah yang bekerja di media televisi maupun internet. Sebanyak 15% korban adalah koresponden asing. Sebagian besar meninggal saat pertempuran baku tembak antara oposisi dengan pemerintah.

8. Meksiko, Kartel Narkoba dan Geng Kriminal Menghantui Wartawan

Tak hanya isu korupsi saja yang mendera negara asal “Telenovela” tersebut. Kartel narkoba dan geng-geng kriminal yang kebal dengan hukum menjadi momok bagi wartawan yang memberitakan aksi kriminalitas mereka.
Wartawan di Meksiko (uknews.unk.edu)
Wartawan di Meksiko (uknews.unk.edu)
Salah satu korban yang menjadi korban adalah fotografer berusia 21 tahun, Luis Emanuel Ruiz. Fotografer yang baru bekerja selama delapan bulan untuk La Prensa diculik bersama dengan sepupunya (Juan Gomez Melendez) dan host acara TV populer (Jose Luis Cerds Melendez). Ketiganya ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala. Pelaku adalah anggota kartel besar narkoba.
Bayangkan saja saat melakukan peliputan di negara-negara tersebut. Tentunya nyawa menjadi taruhan. Wartawan di negara-negara berbahaya sangat memiliki tugas yang “anti mainstream”.
Powered by Blogger.