Waspada Bahaya Fatal di Balik Susah Tidur!
Ilustrasi
Insomnia atau sulit tidur adalah gangguan tidur yang paling umum dalam masyarakat.
Dream - Menurut penelitian terbaru, orang yang susah tidur dan butuh 14 menit lebih agar bisa tidur, berisiko terkena tekanan darah tinggi dan masalah jantung. Temuan ini merupakan penelitian pertama mengaitkan sulit tidur dengan tekanan darah tinggi.
Insomnia atau sulit tidur adalah gangguan tidur yang paling umum dalam masyarakat. Seperempat sampai sepertiga dari populasi masyarakat mengeluh sulit tidur. Sekitar sepuluh persen memiliki keluhan kronis dan mencari bantuan medis untuk mengatasinya.
Profesor Xiangdong Tang dari West China Hospital di Universitas Sichuan mengatakan, ada korelasi kuat antara tingkat hyperarousal fisiologis (kesulitan tidur) dan hipertensi.
Bersama rekannya, Profesor Alexandros Vgontzas dari Pennsylvania State University, Dr Tang melakukan penelitian terhadap 219 penderita insomnia kronis dan 96 orang normal dengan usia rata-rata 40 tahun. 60 Persen di antaranya adalah perempuan.
Dari hasil penelitian itu, mereka menemukan bahwa penderita insomnia yang sensitif pada siang hari, dan tidak bisa bersantai dan baru tertidur setelah agak lama memiliki risiko lebih tinggi terhadap hipertensi.
Para partisipan menghabiskan satu malam di laboratorium tidur khusus dan diizinkan tidur siang selama 20 menit sebanyak empat kali pada interval dua jam.
Setengah peserta butuh 14 menit atau kurang untuk tertidur, setengahnya lagi butuh waktu lebih dari 14 menit untuk tertidur. Mereka yang butuh lebih dari 14 menit untuk tertidur dianggap hyperaroused atau susah tidur.
Butuh lebih dari 17 menit untuk tidur semakin meningkatkan risiko menderita tekanan darah tinggi sebanyak 400 kali.
Insomnia biasanya dianggap sebagai gangguan tidur pada malam hari. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa insomnia sebenarnya keadaan susah tidur selama 24 jam.
Hipertensi didasarkan dari perhitungan tekanan darah atau diagnosis dokter. Para peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain seperti obesitas, sleep apnea, diabetes, merokok, alkohol dan penggunaan kafein.
"Pada penelitian, penderita insomnia mengeluh letih dan lelah di siang hari. Masalah mereka sebenarnya karena tidak bisa bersantai dan tekanan darahnya tinggi," kata Profesor Vgontzas.
"Langkah-langkah yang diterapkan untuk memerangi kelelahan, seperti tidur siang, penggunaan kafein atau stimulan, tidak berlaku pada penderita insomnia. Bahkan, kafein berlebihan memperburuk sulit tidur."
(Ism, Sumber: Metro.co.uk)