Terkumpul sandal untuk kapolri,mulai ukuran balita hingga sandal rematik
Jakarta -
Ratusan sandal terhampar di pelataran kantor Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai kerpihatinan atas proses
hukum bagi pelajar SMKN Palu, AAL (15). Siapa nyana, ratusan sandal
cuma-cuma ini terkumpul dari penjuru Indonesia bahkan juga dari Berlin,
Jerman.
"Kami tidak menyangka aksi ini mendapat sambutan luar biasa daru masyarakat dari berbagai kalangan: jenderal, bekas pejabat, dosen, mahasiswa, buruh, sampai tukang cabut rumput," kata Koordinator posko, Budhi Kurniawan, kepada wartawan, Selasa (3/1/2011).
Berbagai macam sandal kini menghiasi pelataran kantor KPAI, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Alas kaki ini bervariasi dan unik. Sebuah sandal jepit berwarna hijau-putih sengaja diukir tulisan 'KAPOLRI' di tapakan tampak mencolok dari ratusan sandal lainnya.
Selain itu, ada sandal yang bagian tumitnya bolong, ada yang tembus cahaya saking tipisnya, ada yang talinya putus. Namun tidak sedikit yang baru dan masih dalam kemasan. Berbagai ukuran, dari ukuran kaki balita sampai ukuran kaki orang dewasa.
Sandal khas hotel ikut tersebar dalam kawanan sandal ini. Kemudian sandal kaum Hawa dengan tumit tingginya. Bahkan ada sandal dengan tapakan menonjol, yang sering disebut mampu mengatasi penyakit rematik.
Ratusan sandal ini disumbangkan segala lapisan masyarakat setelah kasus AA jadi sorotan media massa. Konon kumpulan sandal ini akan dikirimkan ke Mabes Polri sebagai pengganti sandal sang Briptu yang dicuri AAL. Dan sudah tentu, menuntut keadilan untuk generasi Palu itu.
Hingga saat ini, penghitungan sementara sandal telah berjumlah lebih dari 600 pasang. Jumlah ini berasal dari berbagai kota di Indonesia. Bahkan WNI di Berlin, Jerman, mengirim sebanyak 25 pasang sandal.
Diperkirakan jumlah sandal dalam hitungan jam akan tercapai target yaitu seribu sandal. Namun, aksi ini belumlah akan berhenti. "Kami mengumpulkaan sampai AAL dibebaskan," kata Naswardi, salah seorang penggagas aksi.
"Kami tidak menyangka aksi ini mendapat sambutan luar biasa daru masyarakat dari berbagai kalangan: jenderal, bekas pejabat, dosen, mahasiswa, buruh, sampai tukang cabut rumput," kata Koordinator posko, Budhi Kurniawan, kepada wartawan, Selasa (3/1/2011).
Berbagai macam sandal kini menghiasi pelataran kantor KPAI, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Alas kaki ini bervariasi dan unik. Sebuah sandal jepit berwarna hijau-putih sengaja diukir tulisan 'KAPOLRI' di tapakan tampak mencolok dari ratusan sandal lainnya.
Selain itu, ada sandal yang bagian tumitnya bolong, ada yang tembus cahaya saking tipisnya, ada yang talinya putus. Namun tidak sedikit yang baru dan masih dalam kemasan. Berbagai ukuran, dari ukuran kaki balita sampai ukuran kaki orang dewasa.
Sandal khas hotel ikut tersebar dalam kawanan sandal ini. Kemudian sandal kaum Hawa dengan tumit tingginya. Bahkan ada sandal dengan tapakan menonjol, yang sering disebut mampu mengatasi penyakit rematik.
Ratusan sandal ini disumbangkan segala lapisan masyarakat setelah kasus AA jadi sorotan media massa. Konon kumpulan sandal ini akan dikirimkan ke Mabes Polri sebagai pengganti sandal sang Briptu yang dicuri AAL. Dan sudah tentu, menuntut keadilan untuk generasi Palu itu.
Hingga saat ini, penghitungan sementara sandal telah berjumlah lebih dari 600 pasang. Jumlah ini berasal dari berbagai kota di Indonesia. Bahkan WNI di Berlin, Jerman, mengirim sebanyak 25 pasang sandal.
Diperkirakan jumlah sandal dalam hitungan jam akan tercapai target yaitu seribu sandal. Namun, aksi ini belumlah akan berhenti. "Kami mengumpulkaan sampai AAL dibebaskan," kata Naswardi, salah seorang penggagas aksi.