Studi: Kesengsaraan Bikin Hidup Berumur Panjang
Hapus senyum Anda sekarang jika ingin hidup lebih lama. Menurut ilmuwan, kesengsaraan ternyata kunci mendapatkan umur panjang. Ini juga berlaku bagi maniak kerja.
Psikolog Dr. Leslie Martin dari La Sierra University, California, Amerika Serikat menemukan individu yang bahagia dan tingkat humor tinggi ternyata meninggal lebih awal daripada rekan mereka yang sering mengerutkan alis dan menggerutu.
Yang menarik,.orang dewasa yang bekerja lebih keras dan pensiun di waktu yang lama ternyata lebih berumur panjang jika terus ‘menjalin cinta’ dengan pekerjaan.
“Mereka adalah individu yang paling bijaksana dan gigih sehingga mampu hidup sehat lebih lama,” ujar Dr. Leslie Martin.
Ia juga menilai orang yang memiliki jiwa bahagia cenderung ‘berjudi’ dengan kesehatan selama bertahun-tahun. Kebahagiaan nyatanya diperoleh dari merokok dan pola makan yang buruk.
Selain itu, sikap optimistis juga membahayakan karena membuat seseorang menyepelekan masalah.
“Kami menemukan bahwa orientasi kehidupan secara umum yang merasa segala sesuatunya baik-baik saja, ternyata membuat mereka ceroboh akan masalah hidup,” katanya.
Penelitian itu bermula pada 1921 dengan meneliti 1500 anak berusia 10 tahun. Saat itu. Ilmuwan memberikan pertanyaan selama beberapa dekade soal pola kerja, kebiasaan, teman, keluarga dan kepemilikan hewan peliharaan.
Psikolog Dr. Leslie Martin dari La Sierra University, California, Amerika Serikat menemukan individu yang bahagia dan tingkat humor tinggi ternyata meninggal lebih awal daripada rekan mereka yang sering mengerutkan alis dan menggerutu.
Yang menarik,.orang dewasa yang bekerja lebih keras dan pensiun di waktu yang lama ternyata lebih berumur panjang jika terus ‘menjalin cinta’ dengan pekerjaan.
“Mereka adalah individu yang paling bijaksana dan gigih sehingga mampu hidup sehat lebih lama,” ujar Dr. Leslie Martin.
Ia juga menilai orang yang memiliki jiwa bahagia cenderung ‘berjudi’ dengan kesehatan selama bertahun-tahun. Kebahagiaan nyatanya diperoleh dari merokok dan pola makan yang buruk.
Selain itu, sikap optimistis juga membahayakan karena membuat seseorang menyepelekan masalah.
“Kami menemukan bahwa orientasi kehidupan secara umum yang merasa segala sesuatunya baik-baik saja, ternyata membuat mereka ceroboh akan masalah hidup,” katanya.
Penelitian itu bermula pada 1921 dengan meneliti 1500 anak berusia 10 tahun. Saat itu. Ilmuwan memberikan pertanyaan selama beberapa dekade soal pola kerja, kebiasaan, teman, keluarga dan kepemilikan hewan peliharaan.
No comments
PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK