Mengapa Makan Jadi "Pelarian" Saat Stres?
Banyak orang mencari kunyahan saat ia merasa stres. Makan pada saat stres adalah salah satu penyebab sulitnya mencapai berat badan ideal. Mengapa sih saat stres kita makan, tetapi sebagian orang justru tak memiliki masalah dengan hal itu?
Reza Gunawan, praktisi kesehatan holistik, mengatakan, "Saat ini sudah banyak orang yang tidak lagi memerhatikan makanan yang akan mereka makan. Sehingga aktivitas makan hanyalah sebuah kegiatan mengisi waktu luang, sebagai pelarian, atau pengisi kebosanan." Saat aktivitas makan dijadikan "pelarian", ada kemungkinan kita makan saat perut tidak perlu makan, atau mengemil padahal baru saja makan makanan utama, alhasil semua kalori yang termakan itu tersimpan dalam bentuk lemak yang tak diperlukan.
Apa penyebab makan sebagai bagian dari "pelarian" saat stres? Dalam talkshow Mindful Eating yang berlangsung Sabtu, 12 Maret 2011 di Pacific Place, Reza mengatakan, "Ini bisa terjadi akibat kenangan pada masa kecil yang terbawa. Anda pernah lihat kan, orangtua yang mendengar anaknya menangis lalu bingung bagaimana membuat anaknya diam? Refleks utama orangtua saat melihat anaknya menangis adalah memberi makan atau susu supaya si anak berhenti menangis. Dalam nalar si anak pun terpatri, bahwa untuk merasa sedih adalah hal yang tidak enak dan cara untuk mengatasinya adalah lewat makan. Sehingga, perlahan-lahan, terasosiasikan bahwa saat merasa sakit atau sedih, harus makan."
Lebih lanjut, tutur Reza, hal ini akan menyebabkan peningkatan berat badan atau berat badan berlebih. Lalu ia pun akan berusaha melakukan diet untuk menurunkan berat badannya. "Saat melakukan diet, terdapat pertentangan batin di dalam diri. Bahwa saat sedih harusnya makan, tapi saya harus turunkan berat badan karena ingin langsing. Lalu, begitu tekad itu semua berhasil dan mencapai berat yang diinginkan, rasa senang pun datang. Anda tahu, saat merasa senang, segalanya terasa lebih baik, lalu kita pun merasa boleh lebih lengang dengan pola makan. Hasilnya, makan lagi, berat badan pun naik lagi. Ini yang dinamankan i," jelas pria yang juga mengajar Self Healing ini.
Karena segala macam kesibukan dan aktivitas, pikiran kita seakan tidak lagi berpikir untuk masa sekarang dan menaruh perhatian penuh terhadap apa yang sedang dikerjakan. "Kebanyakan orang stres akibat pikirannya sendiri. Pikiran kita sering terhanyut pada masa lalu dan ketakutan di masa depan, padahal 80 persen dari ketakutan kita belum tentu terjadi. Kita terlalu banyak berpikir dan tidak berhenti untuk menikmati sini kini," jelas suami dari Dewi Lestari ini. Reza menyarankan untuk kita lebih menikmati apa yang ada dan menyadari apa yang terjadi sekarang, salah satunya dengan cara melatih Mindful Eating untuk mengatasi masalah emotional eating.
Reza Gunawan, praktisi kesehatan holistik, mengatakan, "Saat ini sudah banyak orang yang tidak lagi memerhatikan makanan yang akan mereka makan. Sehingga aktivitas makan hanyalah sebuah kegiatan mengisi waktu luang, sebagai pelarian, atau pengisi kebosanan." Saat aktivitas makan dijadikan "pelarian", ada kemungkinan kita makan saat perut tidak perlu makan, atau mengemil padahal baru saja makan makanan utama, alhasil semua kalori yang termakan itu tersimpan dalam bentuk lemak yang tak diperlukan.
Apa penyebab makan sebagai bagian dari "pelarian" saat stres? Dalam talkshow Mindful Eating yang berlangsung Sabtu, 12 Maret 2011 di Pacific Place, Reza mengatakan, "Ini bisa terjadi akibat kenangan pada masa kecil yang terbawa. Anda pernah lihat kan, orangtua yang mendengar anaknya menangis lalu bingung bagaimana membuat anaknya diam? Refleks utama orangtua saat melihat anaknya menangis adalah memberi makan atau susu supaya si anak berhenti menangis. Dalam nalar si anak pun terpatri, bahwa untuk merasa sedih adalah hal yang tidak enak dan cara untuk mengatasinya adalah lewat makan. Sehingga, perlahan-lahan, terasosiasikan bahwa saat merasa sakit atau sedih, harus makan."
Lebih lanjut, tutur Reza, hal ini akan menyebabkan peningkatan berat badan atau berat badan berlebih. Lalu ia pun akan berusaha melakukan diet untuk menurunkan berat badannya. "Saat melakukan diet, terdapat pertentangan batin di dalam diri. Bahwa saat sedih harusnya makan, tapi saya harus turunkan berat badan karena ingin langsing. Lalu, begitu tekad itu semua berhasil dan mencapai berat yang diinginkan, rasa senang pun datang. Anda tahu, saat merasa senang, segalanya terasa lebih baik, lalu kita pun merasa boleh lebih lengang dengan pola makan. Hasilnya, makan lagi, berat badan pun naik lagi. Ini yang dinamankan i," jelas pria yang juga mengajar Self Healing ini.
Karena segala macam kesibukan dan aktivitas, pikiran kita seakan tidak lagi berpikir untuk masa sekarang dan menaruh perhatian penuh terhadap apa yang sedang dikerjakan. "Kebanyakan orang stres akibat pikirannya sendiri. Pikiran kita sering terhanyut pada masa lalu dan ketakutan di masa depan, padahal 80 persen dari ketakutan kita belum tentu terjadi. Kita terlalu banyak berpikir dan tidak berhenti untuk menikmati sini kini," jelas suami dari Dewi Lestari ini. Reza menyarankan untuk kita lebih menikmati apa yang ada dan menyadari apa yang terjadi sekarang, salah satunya dengan cara melatih Mindful Eating untuk mengatasi masalah emotional eating.
No comments
PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK