Fakta Perempuan 'Terobsesi' Sepatu
Jika ada sesuatu yang membuat perempuan itu terobsesi memilikinya, maka benda itu adalah sepatu. Sepatu memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kaum perempuan.
Menurut penelitian di ShopSmart Amerika Serikat, setiap perempuan di Negara Adi Daya itu rata-rata memiliki 17 pasang sepatu. Dia antara semua sepatu yang mereka miliki, hanya tiga pasang yang digunakan secara teratur.
Lantas apa yang menyebabkan begitu banyak Kaum Hawa terobsesi pada sepatu? Berikut alasannya seperti yang dikutip laman Cosmopolitan.
Pengubah suasana hati
Selain pakaian, sepatu terbukti sebagai fashion item yang dapat mengubah suasana hati seseorang. Pasalnya, menggunakan sepatu dengan model dan warna menarik bisa menunjang suasana hati.
"Mirip dengan mengonsumsi obat penenang, aneka model sepatu yang menarik perhatian mata juga bisa menenangkan suasana hati,” ujar Martin Lindstrom, ahli branding untuk perusahaan Fortune 100.
Selain bisa memperbaiki suasana hati, membeli sepatu baru juga bisa merangsang area korteks prefrontal otak, yang bisa membuat seseorang lebih semangat.
"Sepatu adalah barang koleksi. Banyak wanita sengaja membelinya hanya sebagai barang pajangan. Mereka seperti patung,” kata Suzanne Ferriss, PhD, editor Footnotes On Shoes.
Sepatu bisa tunjukkan kekuasaan
Profesor Antropologi di Universitas Rutgers Helen Fisher PhD menyatakan, secara biologis sepatu terutama yang berhak bisa menunjukkan kelas sosial seseorang, terutama di tempat kerja.
"Sepatu hak tinggi secara harfiah dapat meningkatkan status Anda, karena Anda lebih tinggi saat Anda memakainya," katanya.
Heels membawa signifikasi historis juga, menambah daya tarik mereka. Dalam abad sebelumnya, hanya orang kaya yang memakai sepatu hak tinggi. Kebanyakan orang yang bersepatu tanpa hak, rata-rata memiliki jabatan biasa dengan kata lain hanya sebagai karyawan biasa.
"Sepatu adalah ukuran kelas," kata Fisher.
Behubungan dengan Seksualitas
Menurut Daniel Amen, MD, penulis The Brain in Love, pikiran kita terstruktur dengan cara yang dapat mengaitkan kaki dengan seks.
"Wilayah otak yang berkomunikasi dengan alat kelamin yang benar di sebelah area yang berhubungan dengan kaki," kata Dr. Amen.
Sementara seksolog asal Italia, Dr Maria Cerruto, mengungkapkan ketika seorang wanita memakai sepatu hak tinggi, otot-otot serta dinding vagina berkontraksi, yang akan terus terlatih dan menjadi kencang. Jika otot dan dinding vagina yang kencang akan memberi kenikmatan bagi pasangan yang melakukan hubungan seks.
Menurut penelitian di ShopSmart Amerika Serikat, setiap perempuan di Negara Adi Daya itu rata-rata memiliki 17 pasang sepatu. Dia antara semua sepatu yang mereka miliki, hanya tiga pasang yang digunakan secara teratur.
Lantas apa yang menyebabkan begitu banyak Kaum Hawa terobsesi pada sepatu? Berikut alasannya seperti yang dikutip laman Cosmopolitan.
Pengubah suasana hati
Selain pakaian, sepatu terbukti sebagai fashion item yang dapat mengubah suasana hati seseorang. Pasalnya, menggunakan sepatu dengan model dan warna menarik bisa menunjang suasana hati.
"Mirip dengan mengonsumsi obat penenang, aneka model sepatu yang menarik perhatian mata juga bisa menenangkan suasana hati,” ujar Martin Lindstrom, ahli branding untuk perusahaan Fortune 100.
Selain bisa memperbaiki suasana hati, membeli sepatu baru juga bisa merangsang area korteks prefrontal otak, yang bisa membuat seseorang lebih semangat.
"Sepatu adalah barang koleksi. Banyak wanita sengaja membelinya hanya sebagai barang pajangan. Mereka seperti patung,” kata Suzanne Ferriss, PhD, editor Footnotes On Shoes.
Sepatu bisa tunjukkan kekuasaan
Profesor Antropologi di Universitas Rutgers Helen Fisher PhD menyatakan, secara biologis sepatu terutama yang berhak bisa menunjukkan kelas sosial seseorang, terutama di tempat kerja.
"Sepatu hak tinggi secara harfiah dapat meningkatkan status Anda, karena Anda lebih tinggi saat Anda memakainya," katanya.
Heels membawa signifikasi historis juga, menambah daya tarik mereka. Dalam abad sebelumnya, hanya orang kaya yang memakai sepatu hak tinggi. Kebanyakan orang yang bersepatu tanpa hak, rata-rata memiliki jabatan biasa dengan kata lain hanya sebagai karyawan biasa.
"Sepatu adalah ukuran kelas," kata Fisher.
Behubungan dengan Seksualitas
Menurut Daniel Amen, MD, penulis The Brain in Love, pikiran kita terstruktur dengan cara yang dapat mengaitkan kaki dengan seks.
"Wilayah otak yang berkomunikasi dengan alat kelamin yang benar di sebelah area yang berhubungan dengan kaki," kata Dr. Amen.
Sementara seksolog asal Italia, Dr Maria Cerruto, mengungkapkan ketika seorang wanita memakai sepatu hak tinggi, otot-otot serta dinding vagina berkontraksi, yang akan terus terlatih dan menjadi kencang. Jika otot dan dinding vagina yang kencang akan memberi kenikmatan bagi pasangan yang melakukan hubungan seks.
No comments
PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK