Inilah Bukti Dinosaurus Hidup Berdampingan
Dinosaurus adalah makhluk purba yang sebagian kehidupnya masih misteri bagi manusia. Teknologi berhasil mengungkapkan, Bumi menjadi rumah bagi puluhan makhluk purba mungil.
Ilmuwan University of Manchester menggunakan komputer untuk melakukan simulasi jejak perjalanan dinosaurus dalam berbagai jenis lumpur. Dijuluki dengan ‘Efek Goldilocks', ilmuwan percaya bahwa jejak kaki yang berlangsung lama hanya tercipta jika kondisi tanah benar-benar tepat dengan ukuran dan berat badan dinosaurus.
“Sangat sulit melakukan uji coba dengan model fisik, karena kita setidaknya harus melakukan 20 kali percobaan dalam 20 jenis lumpur berbeda,” ujar Dr Falkingham yang melakukan studi ini.
‘Efek Goldilocks’ merupakan dasar informasi yang digunakan untuk mencari tahu lebih banyak faktor rumit seperti cara dinosaurus memindahkan kaki mereka atau bagaimana trek itu terbentuk saat lumpur mengering.
Di Sungai Paluxy, situs yang terkenal menunjukkan jejak kaki dinosaurus sauropoda dikejar oleh theropoda karnivora, hanya menunjukkan jejak dari dinosaurus raksasa. Namun, Dr. Falkingham mengklaim ada lebih banyak spesies yang hidup di sana. Namun, jejak kaki mereka tidak dapat terbentuk atau menghilang sejalan waktu.
Metode komputasi berbasis teknik analis elemen ini memungkinkan ilmuwan melakukan simulasi deformasi dari materi yang berada di bawah beban.
Sebagai contoh, dinosaurus yang memiliki berat sekitar 30 ton, Brachiosaurus atau Compsognathus, merupakan makhluk paling berat yang mampu meninggalkan cetakan dalam kondisi lumpur tertentu.
Ini sama halnya dengan di beberapa daerah, lumpur tampak dalam dan lebih cair, Hanya beberapa dinosaurus yang ringan mampu melewati daerah itu. Di sisi lain, dinosaurus yang lebih besar akan terjebak di lumpur tersebut.
Informasi ini memberikan kesempatan bagi paleontologis untuk mengevaluasi ekosistem yang ada hingga sejauh 100 juta tahun lalu. [vin]
Ilmuwan University of Manchester menggunakan komputer untuk melakukan simulasi jejak perjalanan dinosaurus dalam berbagai jenis lumpur. Dijuluki dengan ‘Efek Goldilocks', ilmuwan percaya bahwa jejak kaki yang berlangsung lama hanya tercipta jika kondisi tanah benar-benar tepat dengan ukuran dan berat badan dinosaurus.
“Sangat sulit melakukan uji coba dengan model fisik, karena kita setidaknya harus melakukan 20 kali percobaan dalam 20 jenis lumpur berbeda,” ujar Dr Falkingham yang melakukan studi ini.
‘Efek Goldilocks’ merupakan dasar informasi yang digunakan untuk mencari tahu lebih banyak faktor rumit seperti cara dinosaurus memindahkan kaki mereka atau bagaimana trek itu terbentuk saat lumpur mengering.
Di Sungai Paluxy, situs yang terkenal menunjukkan jejak kaki dinosaurus sauropoda dikejar oleh theropoda karnivora, hanya menunjukkan jejak dari dinosaurus raksasa. Namun, Dr. Falkingham mengklaim ada lebih banyak spesies yang hidup di sana. Namun, jejak kaki mereka tidak dapat terbentuk atau menghilang sejalan waktu.
Metode komputasi berbasis teknik analis elemen ini memungkinkan ilmuwan melakukan simulasi deformasi dari materi yang berada di bawah beban.
Sebagai contoh, dinosaurus yang memiliki berat sekitar 30 ton, Brachiosaurus atau Compsognathus, merupakan makhluk paling berat yang mampu meninggalkan cetakan dalam kondisi lumpur tertentu.
Ini sama halnya dengan di beberapa daerah, lumpur tampak dalam dan lebih cair, Hanya beberapa dinosaurus yang ringan mampu melewati daerah itu. Di sisi lain, dinosaurus yang lebih besar akan terjebak di lumpur tersebut.
Informasi ini memberikan kesempatan bagi paleontologis untuk mengevaluasi ekosistem yang ada hingga sejauh 100 juta tahun lalu. [vin]
No comments
PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK