waspadalah kuman di dalam bus dan kereta api
-Transportasi umum terbukti berbahaya bagi kesehatan karena menjadi perantara penularan influenza. Sebuah studi menunjukkan bahwa anda berpeluang terkena infeksi pernafasan akut (ISPA) jika anda baru saja menggunakan bus atau kereta api. Namun orang yang sehari-hari menggunakan kendaraan umum tampaknya memiliki kekebalan dibandingkan orang yang hanya sesekali menumpang bus atau kereta api.
Temuan studi tentang hubungan antara transportasi publik dan risiko penularan penyakit pernafasan yang dilakukan para pakar di University of Nottingham, Inggris itu telah dipublikasikan dalam Journal BMC Infectious Diseases. "Walau harus dikonfirmasi dengan studi lanjutan, temuan ini membuktikan pentingnya mempraktekkan hygiene tangan dan pernafasan yang baik ketika menggunakan transportasi publik selama periode ketika virus flu bersirkulasi dan pada saat anda berpotensi menyebarkan kuman kepada yang lain ketika anda menderita penyakit pernafasan," kata Jonathan Van Tam, dosen perlindungan kesehatan di School of Community Health Science dan Direktur Health Protection Research Group.
Hubungan antara penggunaan transportasi umum dan penularan ISPA belum sepenuhnya dipahami tapi dipandang sangat penting selama epidemi dan pandemi. Riset ini memperlihatkan bahwa munculnya gejala penyakit dalam jangka waktu lima hari setelah menggunakan bus atau kereta api diasosiasikan dengan associated kenaikan risiko tertular ISPA hampir enam kali lipat.
Studi kasus kontrol yang dilakukan Joy Troko, mahasiswa kedokteran University of Nottingham itu berlangsung pada musim influenza 2008/2009, 2 Desember 2008 hingga 15 Januari 2009, dengan puncak pada awal Januari. Riset ini melibatkan 138 pasien, 72 kasus ISPA dan 66 pasien kontrol, yang diminta mengisi kuosioner apakah pernah menumpang bus atau kereta api dalam lima hari sebelum menunjukkan gejala flu.
"Kami menemukan asosiasi yang signifikan secara statistika antara ISPA dan penggunaan kendaraan umum dalam lima hari sebelum munculnya gejala," kata Van Tam. "Orang yang hanya sesekali menggunakan transportasi publik tampaknya menghadapi risiko paling tinggi. Data ini sangat valid jika kita berpikir tentang kemungkinan pengembangan antibodi protektif terhadap virus penyakit pernafasan biasa jika berulang kali terekspos.”
Temuan tersebut membedakan implikasi untuk infeksi pernafasan akut musiman dan untuk pandemi influenza. Van Tam mengatakan, dalam kasus pandemi mereka tak punya peluang untuk membangun kekebalan karena penyakit itu disebabkan sejenis virus baru.tempo
Temuan studi tentang hubungan antara transportasi publik dan risiko penularan penyakit pernafasan yang dilakukan para pakar di University of Nottingham, Inggris itu telah dipublikasikan dalam Journal BMC Infectious Diseases. "Walau harus dikonfirmasi dengan studi lanjutan, temuan ini membuktikan pentingnya mempraktekkan hygiene tangan dan pernafasan yang baik ketika menggunakan transportasi publik selama periode ketika virus flu bersirkulasi dan pada saat anda berpotensi menyebarkan kuman kepada yang lain ketika anda menderita penyakit pernafasan," kata Jonathan Van Tam, dosen perlindungan kesehatan di School of Community Health Science dan Direktur Health Protection Research Group.
Hubungan antara penggunaan transportasi umum dan penularan ISPA belum sepenuhnya dipahami tapi dipandang sangat penting selama epidemi dan pandemi. Riset ini memperlihatkan bahwa munculnya gejala penyakit dalam jangka waktu lima hari setelah menggunakan bus atau kereta api diasosiasikan dengan associated kenaikan risiko tertular ISPA hampir enam kali lipat.
Studi kasus kontrol yang dilakukan Joy Troko, mahasiswa kedokteran University of Nottingham itu berlangsung pada musim influenza 2008/2009, 2 Desember 2008 hingga 15 Januari 2009, dengan puncak pada awal Januari. Riset ini melibatkan 138 pasien, 72 kasus ISPA dan 66 pasien kontrol, yang diminta mengisi kuosioner apakah pernah menumpang bus atau kereta api dalam lima hari sebelum menunjukkan gejala flu.
"Kami menemukan asosiasi yang signifikan secara statistika antara ISPA dan penggunaan kendaraan umum dalam lima hari sebelum munculnya gejala," kata Van Tam. "Orang yang hanya sesekali menggunakan transportasi publik tampaknya menghadapi risiko paling tinggi. Data ini sangat valid jika kita berpikir tentang kemungkinan pengembangan antibodi protektif terhadap virus penyakit pernafasan biasa jika berulang kali terekspos.”
Temuan tersebut membedakan implikasi untuk infeksi pernafasan akut musiman dan untuk pandemi influenza. Van Tam mengatakan, dalam kasus pandemi mereka tak punya peluang untuk membangun kekebalan karena penyakit itu disebabkan sejenis virus baru.tempo
No comments
PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK