jika para onliners latihan lagu,
SBY raut mukanya tampak geregetan saat berdiri di tempat duduk kehormatan tatkala menghadiri pertandingan Liga Asia antara Indonesia melawan Philipina, bukan karena melihat lolosnya peluang pemain Indonesia menembakkan bola ke gawang lawan, melainkan menyaksikan sendiri watak rakyatnya yang berada di stadioan Gelora Bung Karno malam itu, yang menunjukkan tindakan tidak menghargai, tidak menghormati, dan berperilaku kurang menyenangkan saat tim kesebelasan Philipina tengah menyanyikan lagu kebangsaannya.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kebahagiaan setiap negara tergantung dari watak rakyatnya daripada bentuk pemerintahannya. Ketika tim Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, semua penonton berdiri dan bersama ikut menyanyikannya dengan khidmat, namun sebaliknya, ketika Philipina menyanyikan lagu kebangsaannya penonton terlihat gaduh, bunyi terompet menyeruak tanpa henti, seolah sengaja menganggu konsentrasi Philipina dalam menyanyikan lagu kebangsaannya itu dan SBY semakin gundah hatinya, entah apa yang terlintas dalam pikirannya saat itu. Apakah demikian watak kita dalam menghargai tamu?
Yang jelas kemenangan adalah suatu prestasi, padahal tanpa kita sadari bahwa prestasi berarti suatu perbudakan. Sebab prestasi mewajibkan orang untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. Siapkah kita menjadi budak prestasi?
Kembali kita bertemu dengan tim kesebelasan Kompasiana yang akan bertanding bola demi memperebutkan hadiah yang belum disebutkan panitia, sebagai kejutan, katanya. Masing-masing tim semakin merapatkan barisan dalam berlatih, semakin mengental dalam kerjasama memainkan bola. Tentu saja masing-masing tokoh dalam tim kesebelasan tersebut tidak hanya berlatih menendang bola, namun juga berlatih untuk mendukung kekompakannya, ada juga yang ingin menunjukkan kekuatannya sebagai pemain bola yang andal dan tidak bisa
dianggap sebelah mata saja.
Kita tengok persiapan tim kesebelasan Planet Kenthir, yang rupanya tengah berlatih menyanyikan lagu kebangsaannya agar bisa terlihat kompak.
“Tidak seperti kesebelasan Philipina itu, pemainnya sebagian besar IMPOR dari luar, akibatnya pada membisu karena kagak bisa menyanyikan lagu kebangsaan Philipina itu. Kita malu kalau tidak hafal lagu kebangsaan Planet Kenthir, oleh sebab itu kita berlatih keras untuk menghafalkan bersama-sama,” demikian penjelasan sang Kapten kesebelasan Engkong Ragile kepada wartawan yang mewawancarainya.
Mari kita dengarkan lagu kebangsaan Planet Kenthir sejenak.
TUL JAENAK Versi KENTHIR
Gula jawa rasane Kenthir
kripik mlinjo dipangan Kenthir
Arep mulyo kudu sing Kenthir
buto ijo ditunggu Kenthir
Reff :
Tul jaenak
jae jatul jaeji
Kuntul jare banyak
ndoge bajul kari siji
(kembali ke Reff)
Abang-abang gendero Kenthir
Wetan sithik kuburan Kenthir
Klambi abang nggo tondo Kenthir
Wedhak pupur nggo golek dhuwit
(kembali ke Reff)
Demikian lirik kebangsaan tim kesebelasan Planet Kenthir yang diaransir oleh Koes Plus dengan indah dan penuh semangat Tul Jaenak yang betul-betul rasane kenthir. Karena para pemain dari tim kesebelasan Planet Kenthir terdiri dari banyak suku, padahal lagu kebangsaannya dengan lirik berbahasa Jawa, maka tidak salah kalau mereka berlatih keras agar hafal di luar kepala.
Bagaimana persiapan tim kesebelasan yang lain? Kita tunggu laporan berikutnya.
(Bersambung)
No comments
PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK