10 Kota di Dunia dengan Kualitas Udara Terburuk

12916846291053833650
sumber: google.co.id

pada 29 november kemarin, forbes merilis berita mengenai 10 kota di dunia yang memiliki kualitas udara terburuk. Berdasarkan hasil penelitian kualitas udara oleh 24/7 wall st  selama beberapa tahun terakhir. Juga melihat data dari situs pemerintah bersangkutan dan sumber swasta lainnya, dimana melihat beberapa indikator dibawah ini:
  • Sulfur dioksida: Dihasilkan ketika bahan bakar fosil yang dibakar dan merupakan penyebab utama hujan asam. Bisa menyebabkan iritasi mata, batuk, memperburuk asma dan infeksi saluran pernafasan.
  • Nitrogen dioksida: Dihasilkan oleh generator, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Dapat menyebabkan bronkitis dan penyakit paru-paru lainnya.
  • Partikel: Mengacu ke berbagai polutan kecil, termasuk timah, debu, amonia, jelaga dan mineral dilumatkan. Mereka penyebab utama kanker paru-paru.
Berdasarkan 3 hal tersebut maka 24/7 wall st mengurutkan 10 kota dengan kualitas udara terburuk di dunia
1. Beijing, China
memiliki konsentrasi sulfur dioksida tertinggi di dunia untuk tahun 2000 sampai tahun 2005 dan memiliki konsentrasi nitrogen dioksida urutan ketiga didunia.
2. New Delhi, India
Menurut Harvard International Review, dua di setiap lima dari 13,8 juta penduduk kota menderita penyakit pernafasan. Laporan itu mengatakan penyebab utama pencemaran udara New Delhi adalah mobil knalpot dan debu. Akibatnya, pekerja kontruksi dan sopir taksi adalah yang paling berisiko untuk terkena penyakit atau bahkan kematian dini.
3.  Santiago, Chile
menurut WHO, udara di kota tidak boleh memiliki konsentrasi partikel melebihi 50 mikrogram per meter kubik. Namun partikel di Kota Santiago pada saat di peringati oleh WHO sudah mencapai 200 mikrogram. Pada tahun 2008, dalam beberapa hari malah mencapai 444 mikrogram.
4. Mexico City, Meksiko
Menurut para peneliti dari University of Salzburg, Mexico City memiliki konsentrasi yang tinggi hampir setiap polutan udara utama yang berbahaya, termasuk sulfur dioksida, nitrogen oksida dan karbon monoksida. Sejauh ini masalah terburuk yang mencengkeram kota adalah awan besar dari  asap yang menggantung di atasnya yang terjadi  hampir setiap hari. Mexico City memiliki tingkat tertinggi tingkat ground-level ozone di dunia, menurut WHO.
5. Ulaanbaatar, Mongolia
Di Ulaanbaatar, rata-rata tahunan konsentrasi partikel materi adalah 14 kali lebih tinggi daripada tingkat yang direkomendasikan WHO. buruknya kualitas udara kota ini telah menyebabkan insiden penyakit bronkitis kronis dan penyakit kardiovaskuler. Kabut tebal sering menyelimuti kota, sehingga tingkat penglihatan pengendara pada siang hari pun menjadi pendek. Maka banyak kendaraan yang menyalakan lampu pada siang hari.
6. Kairo, Mesir
Data terakhir WHO, Kairo memiliki tingkat kedua tertinggi partikulat di dunia setelah New Delhi. Laporan WHO lainnya yang diterbitkan beberapa tahun yang lalu,  sebanyak 7,8 juta orang merokok satu pak sehari. Karena Mesir tidak menggunakan bensin tanpa timbal, warga yang terkena timbal setiap harinya cukup tinggi.
7. Chongqing, China
Salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di Cina, Chongqing memiliki tingkat polusi udara yang sangat tinggi karena pembakaran batu bara oleh pembangkit listrik dan industri. Penelitian telah menemukan bahwa 4,63% dari anak-anak dibawah 14 menderita asma. Dan tingkat nitrogen oksida pun meningkat karena emisi kendaraan.
8. Guangzhou, China
Guangzhou, ibukota provinsi, memiliki populasi sekitar 12 juta dan salah satu tingkat partikulat terburuk di Cina. Total partikel, menurut sebuah studi 2007, lebih buruk daripada di Beijing. Tingkat Sulfur dioksida, menurut data terbaru WHO, adalah kedua setelah Beijing. Banyak orang yang menderita sesak napas, batuk, kelemahan pusing, dan mual.
9. Hongkong
Indeks Polusi Udara saat ini mencapai 500, tingkat tertinggi untuk beberapa bagian dari Hong kong. Tahun ini merupakan tingkat polusi terburuk sejak tahun 1995, hal ini mendorong pemerintah untuk memperingatkan orang-orang yang melakukan kegiatan di luar ruangan. Tingkat ini 12 sampai 14 kali lebih buruk dari standar WHO. Tidak heran sebuah jajak pendapat Gallup terbaru menunjukkan bahwa 70% penduduk Hong Kong tidak puas dengan kualitas udara yang mengerikan bagi mereka.
10. Kabul, Afghanistan
Karena perang di Afghanistan, ibukota negara telah dibanjiri oleh pengungsi dari desa sekitarnya. Menurut laporan NPR, infrastruktur Kabul dirancang untuk sekitar 500.000 penduduk, namun sekarang mendukung lebih dari 5 juta. Kota penuh sesak dengan kompor pembakaran kayu dan generator bertenaga gas yang biasanya digunakan untuk memasok listrik. Mobil menggunakan bensin bertimbal, dan kadang-kadang warga membakar ban plastik untuk tetap hangat. Sebagai akibat dari semakin tingginya tingkat partikel berbahaya di udara, Presiden Hamid Karzai telah menyatakan keadaan darurat di ibu kota. Menurut Direkur Departemen Kesehatan Masyarakat, polusi telah menajdi masalah besar di Kabul,dimana menyebabkan begitu banyak penyakit - penyakit pernafasan, alergi, keguguran dan bahkan kanker.
Sumber: forbes.com

No comments

PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK

Powered by Blogger.