Teriakan Sumpah Pemuda Berkumandang di Ambalat

Peringatan Sumpah Pemuda di Tanah Air dilakukan dengan berbagai cara. Karang Taruna Nasional memilih Blok Ambalat sebagai tempat upacara.

Tak hanya pembacaan Sumpah Pemuda, Ketua Umum Karang Taruna Nasional, Taufan EN Rotorasiko, juga menancapkan spanduk Karang Taruna di  wilayah yang pernah menjadi  area sengketa panas antara Indonesia-Malaysia itu.

Menjelang fajar, di bawah rintik gerimis disertai deburan ombak dan tiupan angin laut di lepas pantai di blok Ambalat itu, Taufan bersama lima belas orang pengurus Karang Taruna Nasional dan daerah, dengan khidmat melakukan upacara bendera, pembacaan ikrar Sumpah Pemuda dan Karang Taruna.

Dalam sambutannya, Taufan  mengajak pemuda Indonesia berperan lebih aktif dalam pembangunan bangsa. "Lima sampai duapuluh tahun lagi adalah masa kita mulai memimpin bangsa ini. Siapkah kita dengan amanah yang berat ini? Kita harus mempersiapkan diri, mari bersatu, bekerjsa dalam satu tujuan," kata Taufan dalam keterangan tertulisnya, Kamis 28 Oktober 2010.

Taufan mengajak pemuda Indonesia mengisi kemerdekaan dengan merealisasikan segala potensi yang ada. Ia juga meminta anak-anak muda menghayati makna Sumpah Pemuda. "Bayangkan, jauh sebelum Republik Indonesia ada, sejumlah pemuda telah mengikrarkan  sebuah sumpah yang luar biasa. Rasa kebangsaan pendahulu kita itu sungguh hebat . Pengurus dan anggota Karang Taruna di semua pelosok Indonesia harus  meresapkan arti penting  Sumpah Pemuda ini," kata dia.

Pada kesempatan itu, Taufan juga menekankan bahwa persatuan bangsa Indonesia dibawah NKRI adalah harga mati. "Kami, Karang Taruna memegang teguh visi tersebut."

Taufan yang belum lama terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Nasional Karang Taruna juga mengingatkan, soal cinta tanah air yang sudah mulai tergerus  arus globalisasi. Pilihan melakukan peringatan hari Sumpah Pemuda di Blok Ambalat, kata dia, untuk  membuktikan rasa cinta Karang Taruna pada negaranya.

Duka Merapi
Di sela peringatan Sumpah Pemuda ini, Taufan juga menyatakan duka mendalam dengan tewasnya dua orang kader Karang Taruna dalam peristiwa meletusnya gunung Merapi, Yogyakarta.

"Karang Taruna sangat berduka cita dengan gugurnya kader kami, yaitu saudara Slamet (30 tahun) dan Tutur (36 tahun) yang gugur dalam tugas mengevakuasi pengungsi dan ternyata mereka justru terkena awan panas (wedhus gembel) di desa Cangkringan, Yogyakarta. Kami sangat kehilangan,’’ katanya.

Rencananya, rombongan Karang Taruna yang dipimpinnya akan melanjutkan perjalanan ke Mentawai, Bintan dan Yogyakarta.• VIVAnews

No comments

PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK

Powered by Blogger.