Pahami Rasa Sakit Wanita Saat Bercinta

INILAH.COM, Jakarta - Tak banyak perempuan yang mengungkapkan rasa sakit saat berhubungan seks, selain karena tabu kadang-kadang karena si wanita ingin menjaga hubungan dengan pasangan agar tidak terganggu. Padahal, nyeri itu bisa jadi menjadi bagian dari persoalan yang akan berkembang.
Rasa sakit, nyeri atau perih itu bermula dari kurangnya lubrikasi pada vagina. Bila pasangan bercinta cukup paham dengan kesakitan itu bisa membantunya dengan membuat lebih santai, memperpanjang foreplay atau bila perlu menggunakan lubrikan.
Pada beberapa kasus, kesakitan itu muncul karena beberapa hal. Di antaranya vaginismus, yaitu kontraksi otot vagina berlebihan karena terlalu tegang atau takut luka.
Kondisi yang biasa muncul karena si wanita berhubungan seks untuk pertama kalinya, atau karena si pria terlalu tancap gas. Perih juga dapat disebabkan oleh infeksi karena jamur. Penetrasi yang terlalu dalam dapat juga menyebabkan kesakitan dan demam.
Selain persoalan teknis bercinta, masalah yang lebih serius disebabkan oleh endometriosis, yaitu kondisi di mana endometrium, jaringan dalam uterus ternyata tumbuh di luar.
Rasa sakit dapat muncul karena ada kista dalam indung telur, gangguan pada otot panggul, kehamilan yang tumbuh di luar uterus, menopause yang menyebabkan vagina kering alami, berhubungan seks terlalu cepat setelah kelahiran anak, dan bercinta saat penyakit kelamin mengganas.
Dapat juga disebabkan oleh luka pada saat melahirkan terutama setelah mengalami pengguntingan (episiotomy) pada perenium yaitu area antara vagina dan anus.
Rasa sakit saat berhubungan seks tidak selalu perlu bantuan medis. Hanya kesabaran dan pengertian pasangan. Semisal, selepas melahirkan paling tidak berpuasa enam minggu sebelum memulai bercinta lagi.
Para pria dituntut untuk lebih memahami kondisi fisik dan mental pasangannya. Apalagi menyangkut lubrikasi, sebab yang alami tentu lebih nyaman dan bermutu ketimbang mengandalkan pelumas dari apotek.
Sedangkan bantuan profesional kesehatan diperlukan jika rasa sakit itu makin membabi buta dan vagina tetap kering kerontang. Keadaan ini umumnya pada wanita yang memasuki masa menopause. Dokter biasanya memberi resep krim estrogen.
Jika bantuan medis tidak juga meredakan rasa sakit sepertinya sudah berada diluar wilayah fisik. Sebaiknya melakukan terapi psikologis, barangkali ada masalah lain dalam hubungan rumah tangga.