Definisi Foto Bagus

Pertanyaan sederhana dan sering ditanyakan. Namun jawaban musti bijaksana, tak serta merta sama untuk semua penanya. Demikian juga penanya yang musti menyerap jawaban secara kritis dan pikiran terbuka.
Penanya yang baru mulai belajar fotografi, alias tingkat pemula, butuh jawaban yang lugas dan praktis. Bagi pemula, definisi foto bagus adalah foto yang correct exposure, komposisi sedap dipandang dan fokus akurat.
Secara pemahaman, fotografer pemula disarankan agar mengerti benar teori dasar fotografi. Suatu hari kelak, jika fotografer pemula hendak belajar kreatif dengan “break the rule” maka “they know which rule(s) to break and how to break it”. Akan menjadi hal yang naif tatkala membicarakan konsep dan isi foto tapi aspek teknik dasar dikesampingkan. Ibarat hendak memasak tapi tak bisa memutuskan seberapa besar nyala api kompor dan bumbu-bumbu dasar yang hendak diramu.
Penanya tingkat menengah tak puas dengan jawaban teknis dan dasar. Dengan asumsi sudah paham benar teori dasar, maka fotografer tingkat menengah sudah terampil memotret. Tak pusing dengan pilihan ISO, dan paham berbagai aspek kualitas pencahayaan, bukan hanya kuantitas.
Maka definisi foto bagus bagi fotografer tingkat menengah adalah foto yang sesuai keinginan dan imajinasi fotografernya. Tanyakan pada diri sendiri saat melihat layar LCD setelah memotret, “Do you get what you want?” Jika jawabnya ya, maka foto tersebut adalah foto bagus. Jika sebaliknya, maka memotretlah hingga memperoleh hasil sesuai keinginan.
Jawaban bagi fotografer tingkat menengah ini sudah komprehensif. Tak lagi melulu soal teknis, tapi sudah terpadu dengan konsep berdasarkan imajinasi. Tak hanya visualisasi sebagai akhir, tapi bertitik berat pula pada pra-visualisasi sebagai proses awal penciptaan karya.
Fotografer tingkat mahir lebih kritis menyikapi definisi foto bagus. Pembahasan teknis sudah lewat, dianggap sudah “ngelotok”. Pembahasan tentang isi foto berada di tingkat yang lebih penting. Definisi foto bagus bagi fotografer tingkat mahir adalah foto yang menginspirasi pemirsanya. Ketika foto dipampangkan, kritisi foto dengan mempertanyakan, “Does the picture inspire people?”
Kita percaya, fotografi merupakan bahasa komunikasi visual. Proses penciptaannya didasarkan pada hal-hal teknis dan teori dasar. Lantas proses tersebut diisi dengan pesan bagi pemirsa dan dibungkus dengan visualisasi bernilai estetika tinggi. Ketika diterima pemirsa, hasil akhir proses tersebut diserap dan diolah dan menerbitkan interpretasi.
Kita percaya pula, fotografi merupakan wahana yang ampuh untuk berbagai tujuan. Sungguh berarti jika sebuah foto bisa menginspirasi pemirsanya untuk berbuat hal serupa. Lebih berarti lagi jika sebuah foto bisa memotivasi pemirsanya untuk menghasilkan karya yang lebih baik.
Fotografi, sejatinya, berorientasi pada hasil akhir yang berawal secara benar dan melalui proses. Demikian pula proses berkarya yang seyogyanya mengalir alami, tak bisa dipercepat, diperlambat, apalagi dibeli. Semua fotografer melalui tingkat-tingkat berproses yang sama, tak bisa alpa dan tak mampu menghindar, apalagi menolak.

No comments

PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK

Powered by Blogger.