Anjing vs Kucing, Ternyata Hanya Salah Paham
Peneliti dari Tel Aviv University menyatakan kedua binatang yang selama ini dikenal sebagai musuh bebuyutan karena selalu berkelahi, sebenarnya dapat hidup berdampingan melalui cara-cara pemeliharaan yang tepat.
Seperti dikutip, Science Daily, Rabu (10/9/2008), penelitian terbaru itu menemukan cara baru untuk memelihara kedua binatang itu secara bersamaan. Berdasarkan hasil penelitian, jika kucing dipelihara terlebih dahulu dan diperkenalkan kepada anjing sejak masih berusia enam bulan akan meningkatkan keakraban di antara kedua binatang itu. Tapi dengan syarat anjing yang diperkenalkan kepada kucing pun harus berusia di bawah satu tahun.
"Penelitian ini adalah kali pertama, dimana peneliti membuat studi tentang kehidupan binatang peliharaan dalam satu rumah, penelitian itu akan sangat relevan, khususnya bagi satu dua orang Amerika yang akan memelihara kedua binatang itu," kata Profesor Joseph Terkel dari Departemen Zoology Tel aviv University.
Metode yang digunakan pada penelitian itu dengan cara mewawancarai 200 pemilik kedua binatang di rumahnya, kemudian merekam melalui video dan menganalisa tingkah laku kucing dan anjing. Prof Terkel dan mahasiswanya menemukan dua dari tiga rumah yang disurvei melaporkan hubungan harmonis anjing dengan kucing akan tercipta bila sang perawat mampu membuat kondisi yang nyaman bagi keduanya.
Penyebab utama kucing dan anjing tak bisa akur dikarenakan sinyal inter-species, terutama gerakan tubuh keduanya. Sebagai contoh, Kucing selalu mengibas-ibaskan ekornya ketika sedang marah, sementara anjing mengerang dan melengkungkan tubuhnya. Dalam keadaan senang justru keadaan yang terjadi sebaliknya, kucing justru mendengkur atau mengeluarkan suara jika sedang dalamkeadaan senang, sedang anjing mengibaskan ekornya dalam keadaan senang. Sinyal itulah yang kadang membuat kedua binatang salah paham.
"Kami juga menemukan, jika anjing dan kucing ternyata mempelajari kedua bahasa masing-masing lawan. Sangat mengejutkan, kucing bisa mengerti bahasa anjing," kata Perkel.
Dengan pendekatan baru itu, kucing dapat menerjemahkan bahasa tubuh anjing, begitupun sebaliknya. Kini kucing dan anjing dapat bermain bersama, meminum air dari tempat yang sama mungkin tidur bersama. Perkel juga menjelaskan, penelitian itu juga berpengaruh pada kehidupan masyarakat.
"Jika anjing dan kucing bisa belajar dan mengerti, satu sama lain, tentunya manusia juga mampu melakukannya," katanya.
sumber: http://techno.okezone.com
No comments
PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK