kupas tuntas Misteri Jenglot makhluk gaib berukuran kecil
Tidak bisa disangkal memang bahwa hingga saat ini di masyarakat Indoensia masih melekat dan percaya dengan segala hal yang berbau mistis dan gaib. Sudah banyak kasus warga diresahkan dengan isu kemunculan makhluk gaib, salah satunya yakni sering ditemukan makhluk gaib berukuran kecil, jenglot.
Tidak diketahui secara pasti awal mula keberadaan makhluk yang satu ini. Tubuhnya yang kecil, paras yang menyeramkan, dan latar belakang cerita di dalamnya berhasil membuat masyarakat ketar-ketir ketika menemukan sosok makhluk kecil satu ini.
Namun benarkah makhluk gaib ini jelmaan manusia? Penelitian soal makhluk gaib berukuran kecil ini pernah dilakukan oleh sejumlah peneliti tanah air. Lalu bagaimana hasilnya? Berikut fakta unik yang dirangkum terkait penelitian soal jenglot:
1.Kulit jenglot memiliki karakteristik DNA seperti manusia
Djaja Surya Atmaja PhD, dari Universitas Indonesia selaku pihak yang berkesempatan meneliti makhluk fenomenal ini berhasil menemukan fakta yang mencengangkan. Hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa contoh kulit jenglot yang diperiksa memiliki karakteristik sebagai DNA (deoxyribosenucleic acid) manusia.
"Saya kaget menemui kenyataan ini," kata Djaja, doktor di bidang DNA forensik lulusan Kobe University, Jepang, 1995.
Tetapi pada saat itu dia menolak anggapan seolah dirinya mengakui jenglot sebagai manusia. Karena bisa saja penyelidikannya meleset karena sampelnya terkontaminasi.
"Misalnya, kulit jenglot sebelumnya terkena olesan darah manusia," katanya.
2.Jenglot tak memiliki struktur tulang
Sementara itu, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi Sampurna DSF di bagian Forensik RSCM, didapat bahwa jenglot tidak memiliki struktur tulang. Hasil rontgent yang disaksikan puluhan wartawan, paramedis, mahasiswa praktik, ketika itu ternyata hanya menampilkan bentuk struktur menyerupai penyangga dari kepala hingga badan.
Hal ini membantah anggapan awam bahwa jenglot adalah jelmaan manusia yang juga memiliki tulang seperti halnya manusia pada umumnya. Penelitian ini juga membantah anggapan jika jenglot berasal dari manusia yang berubah bentuk dan mengecil.
3.Tidak memiliki jaringan kuku dan empat gigi
Hendra salah seorang yang mengoleksi jenglot sempat menolak koleksinya tersebut untuk dibedah dan diteliti dengan alasan jasad Jenglot akan rusak. "Akibatnya nanti tidak baik bagi kita semua," katanya. Namun akhirnya dia bersedia koleksinya untuk dibedah.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, didapat informasi bahwa selain jenglot tak memiliki struktur tulang, jenglot juga tidak ditemukan jaringan kuku dan empat gigi. "Ada bagian jaringan serupa daging, namun kita belum bisa memastikan apakah itu daging atau bahan lainnya," kata Muh Ilyas, anggota tim forensik yang ikut membedah jenglot.
4.Jenglot tidak memiliki struktur seperti manusia
Beberapa anggapan yang berkembang di masyarakat merujuk bahwa jenglot bisa dikatakan jelmaan manusia. Namun hasil tersebut tidak valid dan masih perlu penelitian yang lebih jauh.
Hal tersebut dikemukakan oleh Dokter Budi Pramono, yang meragukan hasil penelitian bahwa jenglot itu hidup. Dia beranggapan bahwa jenglot tak memiliki kelengkapan organ sebagai makhluk.
"Makhluk hidup itu perlu makan dan bernapas. Lalu strukturnya perlu tulang, jantung, paru, dan lain-lain. Jenglot tak mempunyai itu semua," katanya. Dia juga menganggap jenglot seperti karya mistik lainnya yang tak mengandung tantangan ilmiah.