Menggertakkan Gigi Saat Tidur Rusak Gigi

  Kebiasaan menggertakkan gigi atau mengatup rahang kuat-kuat saat tidur umum terjadi di masyarakat kita. Lebih dari 50 persen orang dewasa pernah mengalami kondisi yang disebut bruksisme ini. Kebiasaan ini juga sering dialami anak-anak.

Bruksisme paling sering terjadi pada awal tidur. Ada yang mampu menggertakkan giginya sedemikian keras namun ada yang tidak menimbulkan suara sehingga mereka menyangkal telah menggertakkan gigi. Kendati demikian, bruksisme ini bisa dikenali dari kondisi giginya.

Menurut drg.Robert Lessang, Sp.Perio, kebiasaan menggertakkan gigi bisa menyebabkan kerusakan gigi atau rahang. "Kerusakan ini biasanya muncul setelah kebiasan ini berlangsung bertahun-tahun," kata staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ini.

Untuk mengevaluasi keparahan masalah ini, dokter gigi akan melakukan pemeriksaan fisik pada gigi dan rahang. Dokter juga akan memeriksa kalau-kalau ada pembengkakan pada otot rahang dan kelainan gigi, seperti gigi patah, tanggal atau gigi atas dan bawah tidak bertemu.

Bruksisme juga sering menyebabkan rasa ngilu di gigi atau disebut gigi sensitif. "Menggertakkan gigi secara kuat atau tekanan pengunyahan bisa menyebabkan terbukanya dentin sehingga merangsang saraf-saraf pulpa dan menimbulkan nyeri," katanya. Akibatnya adalah gigi menjadi sensitif pada makanan dan minuman dingin, panas, asam, tekanan, atau rangsangan lain.

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab bruksisme. Namun para ahli menduga ada beberapa faktor yang menyebabkan bruksisme, antara lain lengkung rahang atas gigi atas dan gigi bawah tidak harmonis sehingga tidak kontak, serta penyebab psikologis. Cemas, stres dan kemarahan yang ditahan diyakini menyebabkan bruksisme.

Pada anak, bruksisme terkait pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa anak menggertakkan gigi karena gigi atas dan bawahnya tidak bertemu. Ada pula yang melakukannya sebagai respon terhadap rasa sakit seperti karena sakit telinga atau saat tumbuh gigi.

Untuk penderita bruksisme berat, menurut drg.Robert biasanya dokter menganjurkan penggunaan pelat pelindung yang digunakan pada malam hari. Pelat ini menutupi permukaan kunyah seluruh gigi, untuk mengurangi besarnya tekanan terdahat gigi-geligi.

"Saat dipakai, pelat ini posisinya mengunci sehingga gigi tidak rusak," katanya. Sementara itu terapi lain adalah membuatkan coping (penutup) pada bagian gigi yang sudah aus. Bila bruksisme ini terkait dengan stres, maka bersikap relaks bisa mengurangi kebiasaan bruksisme
sumber:http://health.kompas.com/index.php/read/2010/09/24/11570719/Menggertakkan.Gigi.Saat.Tidur.Rusak.Gigi-12

No comments

PILIH PLATFORM KOMENTAR DENGAN MENG-KLIK

Powered by Blogger.